السلام عليكم . بِسْــــــــــــــــــمِ
ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام
على رسو ل الله.اما بعد
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah
saw, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Ada banyak orang menjelaskan berbagai cara untuk mencapai
shalat khusyuk, tapi saran kami, tak perlu banyak tips untuk mencapai shalat
yang lebih khusyu. Tak perlu berlembar-lembar atau habiskan uang dan waktu
untuk membeli buku shalat khusyu & mempelajarinya. Khusyu itu mudah, cukup
coba 4 Tips dari kami.
Mari kita tanya pada Qur'an, bagaimana melakukan shalat yang
lebih khusyu. Kami rasa, tentu banyak dari saudara saudari sudah pernah
mendengar hadits dibawah ini:
“Amal seorang hamba pertama kali di hisab pada hari kiamat
adalah shalat, apabila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya dan
apabila shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya “ HR. Thabrani 1880
Dan pada sebuah Hadits, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Di akhirat nanti, ada seorang laki-laki yang mengerjakan
shalat selama 60 tahun, tetapi tidak ada satu shalat pun yang diterima darinya
. Barangkali ia menyempurnakan ruku’, tetapi tidak menyempurnakan sujud, dan
menyempurnakan sujud tetapi tidak menyempurnakan ruku ‘” HR.Al-Ashbahani
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
orang-orang yang khusyuk dalam salatnya”. QS.23 Mu’minuun: 1-2
Setelah Allah menyebutkan sebagian sifat-sifat mereka,
kamudian Dia menyebtukan balasan mereka:
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang
akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. QS. 23 Mu’minuun: 9-10
Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: Manusia di dalam masalah
shalat terbagi menjadi beberapa tingkatan:
Pertama: Tingkatan orang yang zalim terhadap dirinya sendiri
dan lalai dengan shalatnya. Dialah orang yang shalat dengan wudhu’ yang tidak
sempurna, shalat tidak pada waktunya, batas-batasnya dan tidak menyempurnakan
rukun-rukunnya.
Kedua: Orang yang semata-mata menjaga waktu, batas-batas
shalat dan rukun-rukunnya yang lahiriyah dan menjaga waudhu’. Namun dia tidak
berusaha melawan bisikan-bisikan maka dia terhanyut dalam bisikanbisikan dan
pikiran-pikirannya di dalam shalat.
Ketiga: Barangsiapa yang menjaga batas-batas shalat dan
rukun-rukunnya, dan bersungguh-sungguh mengarahkannya jiwanya dalam melawan
bisikan-bisikan dan fikiran-fikiran yang menggoda di dalam shalatnya, maka
dengan hal tersebut sesungguhnya dia telah menyibukkan dirinya dalam menghadapi
musuhnya agar musuhnya itu tidak mencuri shalatnya, maka dengan seperti ini dia
berada dalam sholat dan jihad.
Keempat: Orang yang apabila bangkit menunaikan shalat maka
dia menyempurnakan hak-hak, rukun-rukun dan aturan-atauran shalat, hatinya
dikerahkan untuk menjaga tuntutan-tuntutan shalat, agar dia tidak
menyia-nyiakan sedikitpun dari ibadah shalatnya.
Bahkan, seluruh potensi dan semangatanya tercurah untuk
menyempurnakan penegakan shalat sebagaimana mestinya, maka dengan ini sungguh
hatinya telah terarah pada perkara shalat dan ubudiyahnya kepada Allah swt.
Kelima: Orang yang bangkit menegakkan shalat dengan cara
seperti di atas, bersamaan dengan itu dia hatinya tertumpah di hadapan Allah
Azza Wa Jalla, dia melihat Allah dan menyadari akan pengawasan Allah, hatinya
cinta kepadaNya dan mengagungkanNya sekan dia melihat Allah.
Semua bisikan dan lintasan-lintasan pikiran telah terhapus,
telah terangkat dinding antara dirinya dan TuhanNya, maka orang yang seperti
ini di dalam perkara shalat lebih utama dan lebih agung dari pada jarak yang
memisahkan langit dan bumi, orang yang seperti ini sedang sibuk dengan
bermunajat kepada Tuhannya swt di dalam shalatnya.
Mari kita koreksi diri, termasuk golongan manakah kita?
Tidak kah kita ingin memperbaikinya? Melihat ke atas dalam hal ibadah ialah
baik sekali, dan mari kita sama-sama berusaha lebih baik
4 tips ini akan kami usahakan diperjelas agak lengkap dengan
dalil baik dari Qur’an maupun haditsnya agar lebih mantap, yakin & akurat,
tidak dibuat-buat tanpa dasar Qur’an & Hadits.
LANGSUNG SAJA MARI KITA BAHAS 4 TIPS BERIKUT YANG BAIK UNTUK
DICOBA UNTUK MENCAPAI SHALAT LEBIH KHUSYU:
1. Jangan pernah berfikir jika kita masih bisa hidup setelah
shalat.
Kita harus yakin jika shalat ni ialah sebagai shalat
terakhir kita dimuka bumi ni, sering kita dengar si fulan meninggal seusai
shalat, si fulan meninggal setelah adzan, imam fulan meninggal saat sujud dan
lainnya. Si fulan meninggal saat tengah judi, maksiat dan lainnya.
Mungkin ini ialah shalat terahir di dunia, setelah itu, kita
harus relakan suami / istri kita seorang diri, anak kita menjadi yatim piatu,
mungkin nanti malam ialah malam pertama dalam liang kubur, semua harta yang
kita kumpulkan tak akan kita bawa, & menjadi hak saudara kita, wajah elok
& cantik yang kita banggakan dalam sekejap akan berubah busuk.
Dari Abi Ayyub ra bahwa Nabi saw bersabda: Apabila engkau
mendirikan shalat maka maka shalatlah seperti shalatnya orang yang akan
berpisah”. (Musnad Imam Ahmad: 5/412)
“Orang yang akan Berpisah” yang dimaksud disini ialah seperti
halnya orang yang akan berpisah nyawa & raganya, akan berpisah dengan semua
anak istri, harta, tahta, segala dunia berganti dengan malam pertama di liang
kubur yang gelap, sunyi, sepi, dingin, sendiri, tiada teman disisi.
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita sedikit singgung
pengertian KHUSYU yang dimaksud Qur’an. Kami bahas disini karena ada
hubungannya dengan KEYAKINAN MENGHADAP ALLAH, AKHIRAT, SEKARAT MAUT, KUBUR, DAN
SEBAGAINYA
Kita mulai dari kata KHUSYU dalam Qur'an:
QS.88 Ghaasyiyah:2.Banyak muka pada hari itu tunduk terhina
QS.79 An-Nazi’at:9. Pandangannya tunduk
QS.Al-Qamar:7. Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka
keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan
QS . Thaahaa:108. Pada hari itu manusia mengikuti penyeru
[#] dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan yang
Maha pemurah, Maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.
[#] Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah Malaikat yang
memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah
QS.59 Al-Hasyr:21. Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran
ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir
QS.68 Al-Qalam:43. pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi
mereka diliputi kehinaan. dan Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru
untuk bersujud, dan mereka dalam Keadaan sejahtera[*].
[*] Maksudnya: ialah bahwa mereka berkesempatan untuk melakukan
sujud, tetapi mereka tidak melakukannya
Q S.41 Fushshilat:39. Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah)
bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang , Maka apabila Kami turunkan air di
atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya,
pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Silahkan saudara bayangkan sedang di akhirat, bangkit dari
kubur dalam keadaan penuh dosa, sedikit amal, takut, patuh, was was, digiring
malaikat penyeru, hina, ingkar pada perintah Allah, lalai shalat, lalai zakat,
kikir sedekah, haus, tenggorokan kering ditengah padang makhsyar dan
sebagainya. Dan semoga saudara MERASAKAN apa yang dimaksud KHUSYU.
Sedangkan pengertian KHUSYU dalam shalat ialah: Kondisi hati
yang penuh dengan ketakutan, mawas diri dan tunduk pasrah dihadapan keagungan
Allah. Kemudian semua itu membekas dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh
hikmat dan konsentrasi dalam shalat, bila perlu menangis dan memelas pada Allah
sehingga tidak memperdulikan hal lain.
KHUSYU ialah berawal hati, jika hati kita ditata rapih,
insya Allah mudah mencapai KHUSYU, namun jika hati kita sudah tergesa-gesa dan
memikirkan hal lain dalam shalat, maka pikiran pun dapat melayang. Tundalah
semua makhluk & dunia jika akan shalat dan menghadap Allah.
Setelah MERASAKAN bagaimana rasanya kita bangkit dari kubur
di hari akhir menuju padang makhsyar, masihkah kita menggunakan ALLAH sebagai
bahan ejekan, bercanda, bergurau, olok-olok? Sepantasnyalah hati kita bergetar mendengar
lafadz ALLAH disebutkan jika mengingat kematian / dibangkitkan nanti
QS.8 Anfaal:2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah, GEMETARLAH HATI MEREKA , dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.
Berapa kali kita lafadzkan “ALLAH ” dalam shalat kita? Dalam
1 rakaat saja sudah 6 X takbir, adakah GEMETAR dalam hati kita?
QS.39 Az-Zumar:23. Allah telah menurunkan Perkataan yang
paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa lagi berulang-ulang, GEMETAR KARENANYA
KULIT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA TUHANNYA , kemudian menjadi tenang kulit
dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab
itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan
Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun.
Sering kita lihat sekitar kita, beberapa oknum yang menyebut
Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, orang-orang shalih, haji & kyai sebagai
bahan ejekan, bercanda, bergurau, olok-olok dan sejenisnya. Maka hal ini dapat
mengeraskan hati mereka, SUKAR MENCAPAI SHALAT KHUSYU, bahkan, pelakunya
disebut dengan gelar KAFIR dan diancam dengan JAHANAM S E L A M A N Y A
QS.18 Kahfi:106. Demikianlah balasan mereka itu neraka
Jahannam , disebabkan kekafiran mereka & disebabkan mereka menjadikan
ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok
QS.45 Jaatsiyah: 9. Dan apabila dia mengetahui barang
sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok .
Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan
QS.9 Taubah:65... tentulah mereka akan manjawab,
"Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja ."
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?"
AYAT DIATAS SUNGGUH TEPAT SEKALI UNTUK GOLONGAN ORANG-ORANG
YANG MENGATAKAN
“GITU AJA KOK REPOT, SAYA KAN CUMA BERCANDA !!!”
QS.7 A'raaf:51. orang-orang yang menjadikan agama mereka
sebagai main-main dan senda gurau , dan kehidupan dunia telah menipu
mereka." Maka pada hari ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka
melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan mereka selalu mengingkari
ayat-ayat Kami
QS.45 Jaatsiyah: 35. Yang demikian itu, karena sesungguhnya
kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh
kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan
tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat
QS.31 Luqman: 6. Dan di antara manusia ada orang yang
mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan dari jalan Allah
tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan . Mereka itu akan
memperoleh azab yang menghinakan
.
QS.6 An'aam:70. Dan tinggalkanlah orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau , dan mereka telah
ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah dengan Al-Quran itu agar
masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka , karena perbuatannya
sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at
selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang
dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang
sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu
Semua ini tentu diawali dengan hati, jika hati kita sering
memperolok Allah, Malaikat, Kitab, Nabi, Rasul, Orang-orang shalih, haji, kyai,
santri dan lainnya, maka hati kita akan keras dan hilang rasa takut karena
telah memperolok-olok seperti yang diterangkan diatas.
Tatalah hati sebelum shalat, Tanamkanlah bahwa apa susahnya
tenang dan tidak tergesa-gesa dalam shalat, meluangkan sedikit waktu untuk
shalat dengan tenang, khusyu diantara banyak waktu untuk dunia lainnya. Shalat
ialah panggilan illahi, shalat ialah penenang hati, perjumpaan Allah dengan
hamba, wujud rasa syukur hamba pada Allah yang telah banyak mengaruniakan
nikmat yang tidak terhingga, serta lainnya.
Khusyu’ ialah ketundukan, kelembutan dan ketenangan hati.
Dan apabila hati merasakan kekhusyu’an tersebut maka anggota badanpun
mengikutinya. Sebab anggota badan ini mengikuti perintah hati .
Dari Nu’man bin Basyir ra bahwa Nabi saw bersabda:
Ketahuilah sesungguhnya di dalam badan ini terdapat segumpal daging yang
apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah
seluruh bagaian jasad, ketahuilah bahwa itulah hati”. (Shahih Bukhari: 1/234
nno: 52 dan shahih Muslim: 3/1220 no: 1599).
Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW berkata di dalam shalat
beliau: Pendengaran, pengelihatan, otak, tulang dan uratku khusyu’ kepadaku ”.
(Bagian dari hadits di dalam shahih Muslim: 1/53 no: 771).
Dan sebelum pendengaran, mata, otak, tulang & urat tunduk,
maka lebih dulu ialah hati kita yang perlu dibenahi.
Dalam Sebuah Hadits, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya karunia pertama yang dicabut Allah dari para
hamba-NYA ialah kekhusyu’an dalam shalat .” HR.Bukhari, HR.Thabrani, An-Nasa’I Dan
lainnya.
Hal ini dapat kita latih dengan menghayati dzikir tanpa
hitungan, artinya berdzikir sampai hati kita merasa GEMETAR saat menyebut lirih
lafadz ALLAH, dan juga melatih sampai hati kita GEMETAR mendengar lafadz ALLAH
yang kita lafadzkan sendiri.
Memang Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan berdzikir dan
juga beristighfar dengan hitungan, namun salah satu kesalahan kita ialah
terlalu memfokuskan diri pada hitungan, malah ada yang cenderung berdzikir
dengan sangat cepat sekali seakan sekedar mencapai hitungan 33 kali sedang
makna dzikir itu tidak membuat hati kita GEMETAR , dan kurang berbekas di hati.
Beberapa diantara banyaknya ayat Qur’an yang menyuruh kita
berdzikir sebanyak-banyaknya dalam setiap keadaan ialah:
QS.33 Al-Ahzab: 41. Hai orang-orang yang beriman,
berzdikirlah pada Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya .
QS.4 An-Nisaa’:103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring
. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu.
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman.
Qur’an menjelaskan KHUSYU dengan menggunakan situasi
BAGAIMANA KITA DIBANGKITKAN DARI LIANG KUBUR KELAK DI AKHIRAT NANTI , dan Hadits
pun memerintah agar kita SHALAT SEPERTI ORANG YANG AKAN TERPUTUS DARI NYAWA ,
DUNIA, SEGALA NIKMAT DAN LAINNYA. Untuk lebih meresapkan dan menggetarkan hati,
kami sarankan saudara saudari membaca FREE Ebook Gratis kami yg berjudul:
MENG-INGAT AKHERAT
Dan ebook tersebut dapat di download gratis disini:
http://hotfile.com/dl/121720956/7653c21/_MENG-INGAT_AKHERAT_-_www.islamterbuktibenar.net.pdf.html
Apabila seseorang yang menjalankan shalat memasuki mesjid
maka mulailah bisikan-bisikan, pikiran-pikiran dan kesibukan dengna perkara
dunia merasuki akal fikrannya dan dia tidak menyadari dirinya dalam beribadah
kecuali setelah imam selesai dengan shalatnya.
Maka pada saat itulah dia merugi dengan shalatnya yang tidak
dikerjakan secara khusyu’ dan tidak pula merasakan manisnya beribadah, dia
hanya gerakan-gerakan yang komat-kamit mulut sama seperti jasad yang hampa dari
ruh.
Shalat tanpa kekhusyu’an dan kehadiran hati dapat
diibaratkan dengan jasad yang mati tanpa ruh, apakah seorang hamba tidak malu
jika dia menghadiahkan kepada orang lain sosok tubuh bangkai hewan atau seekor
sapi yang telah mati? Tak dapat digunakan membajak sawah / diambil
dagingnya/kulitnya?
Tentu pemberian ini akan memberikan nilai penghargaan dari
siapapun yang ditujunya. Seperti inilah shalat yang hampa dari rasa khusyu’,
dan pikiran melayang kemana-mana.
Sesungguhnya dua orang lelaki berada dalam suatu shalat
namun keduanya berada dalam perbedaan yang sangat jauh sama seperti jauhnya
langit dan bumi”. (HR. Muslim)
Dari Ammar bin Yasir ra bahwa Nabi saw bersabda: Bahwa
sungguh seseorang selesai menunaikan shalatnya namun dia tidak mendapat pahala
shalatnya itu kecuali sepersepuluhnya, atau sepersembilannya, atau
seperdelapannya, / sepertujuhnya, atau seperenamnya, seperlimanya,
seperempatnya, sepertiganya, setengahnya”. ( Sunan Abi Dawud: 1/211 no: 796)
Kekhusyu’an dalam shalat akan terjadi pada orang yang
mengkhususkan hatinya untuk shalat tersebut, hatinya tertuju kepadanya bukan
kepada yang lain dia lebih mengutamakannya atas urusan yang lain, pada saat
seperti itulah shalat menajdi penyejuk mata. Dari Anas ra bahwa Nabi saw
bersabda bahwa ketentraman ada pada shalat”. ( Sunan Al-Nasa’i: 7/61 no: 3939)
Bahkan jika Nabi saw ditimpa kesusahan oleh suatu perkara
maka beliau mendirikan shalat dan beliau saw bersabda: Bangkitlah wahai Bilal
dan tenangkanlah kita dengan shalat”. ( Sunan Abu Dawud: 4/297 no: 4986)
Juga, Allah menerangkan dalam Firman-NYA:
QS.2 Baqarah:153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.
Sebagai seorang yang mengaku muslim, tidak lengkap rasanya
jika kita lalui dengan shalat yang kurang khusyu.
Artikel ini sebetulnya telah diposting 3x di group pertama
"Islam Terbukti Benar" saat sebelum diblokir oleh kufar Facebook
Yahudi, yaitu pada saat anggota group masih 30.000an di bulan February 2010,
dan saat anggota berjumlah sekitar 1 jutaan, serta awal Ramadhan 1431 H
tepatnya 22 Agustus 2010.
Ada banyak orang menjelaskan berbagai cara untuk mencapai
shalat khusyuk, tapi saran kami, tak perlu banyak tips untuk mencapai shalat
yang lebih khusyu. Tak perlu berlembar-lembar atau habiskan uang dan waktu
untuk membeli buku shalat khusyu & mempelajarinya. Khusyu itu mudah, cukup
coba 4 Tips dari kami. Mari kita tanya pada Qur'an, bagaimana melakukan shalat
yang lebih khusyu, semoga bermanfaat.
QS. 47 Muhammad:24 Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al
Qur'an ataukah hati mereka terkunci?
Secara bahasa, KHUSYU memiliki beberapa persamaan kata yang
lain yaitu: Tunduk, Pasrah, Merendah, Tenang, Menghayati, Meresapi, Menyelami
dan sebagainya.
Sedang Arti KHUSYU itu sendiri mirip dengan kata KHUDHU,
hanya saja jika kata KHUDHU itu lebih sering digunakan untuk anggota badan,
tapi kata KHUSYU ini ialah untuk kondisi dan gerak-gerik hati.
Dalam sebuah ayat Qur’an, Allah berfirman:
45. Jadikanlah sabar & shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu',
46. (yaitu) orang-orang yang MEYAKINI, BAHWA MEREKA AKAN
MENEMUI TUHANNYA, dan bahwa MEREKA AKAN KEMBALI PADA-NYA .
Kata arab yadlunnuuna yang kami beri warna merah pada ayat diatas
berarti MEYAKINI “PADA SAAT INI”, dan ini berarti Jadi jelas sekali bahwa
keyakinan bahwa kita sedang menghadap Allah, tak lama lagi kita akan dicabut
nyawa setiap saat.
Hal ini akan membantu banyak dalam mencapai KHUSYU. Cepat
atau lambat, tamu terakhir kita MALAIKAT MAUT akan datang dengan segera, tanpa
diundang, tanpa pemberitahuan. INGATLAH SELALU, MUNGKIN INI SHALAT TERAKHIR
BAGI KITA!!! & MALAM-MALAM SELANJUTNYA MUNGKIN AKAN KITA LALUI DI LIANG
KUBUR YANG GELAP & SEMPIT, SUNYI, SEPI, SENDIRI.
Pernahkah saudara dapati pohon kamboja di tanam di
perumahan-perumahan elite? Namun di tempat lain pohon kamboja malah tumbuh di
kuburan?
Pentingnya sebuah keyakinan, jika kita berkeyakinan pohon
kamboja itu ada hantunya, maka lewat didekatnya di siang bolong pun akan terasa
merinding. Namun jika berkeyakinan jika jika bunga kamboja itu indah, maka tak
jarang kita lihat seorang gadis menyelipkan bunga kamboja di telinga atau pada
rangkaian bunga, atau terkadang mengambil bunga kamboja untuk di apungkan di
atas kolam.
Dengan meyakini bahwa kita akan segera meninggal, dipanggil
dan menghadap Allah maka kita tidak akan terasa sombong, sebaliknya kita akan
mendatangi shalat dengan rasa rendah diri.
Sebagai contoh: Saat ditimpa musibah, kita justru malah bisa
merasakan khusyuknya shalat, tanpa teori dan segala macam usaha, serasa Allah
menghampiri dan bahkan terasa dekat sekali, bahkan tak jarang kita terharu
& menangis, kenapa bisa?
Karena kita datang pada Allah dengan mengharap, rendah diri,
pasrah, perlu, memohon & menghiba pertolongan. Ingatlah sebuah hadits yang
mengatakan:
Katakan pada hamba-hambaKU, jika mereka menghampiri sehasta,
AKU menghampiri dua hasta, jika mereka mendekat dengan berjalan, maka AKU
mendekat dengan berlari.
Namun sebaliknya jika kita merasa kaya, merasa cakep, merasa
tenar, merasa tinggi jabatan, membusungkan dada, maka terasa susah sekali untuk
khusyu, malah yang ada didalam shalat kita hanyalah keangkuhan kita, aktivitas
kita, harta kita, dan lainnya. Dari itu, mari kita perbaiki sikap kita saat
akan shalat, yakinilah bahwa sebentar lagi, suka atau tidak suka, kita akan
mati cepat. Datangi shalat kita dengan rendah diri, tunduk & menghiba:
QS.6 Al-An’aam: 42. Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus
kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan
kesengsaraan dan kemelaratan , supaya mereka memohon dengan tunduk merendahkan
diri .
Dan menurut saudara saudari sekalian, musibah apa yang
paling dahsyat bagi kita ? Tentu saja sakarat maut , saat TAMU TERAKHIR menjemput,
maka lenyaplah segala kelezatan, hilang semua nikmat melihat, nikmat makan,
nikmat mendengar, nikmat harta, nikmat cinta dengan pasangan, SEGALA NIKMAT.
QS.39 Az-Zumar: 8. Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudharatan, Dia memohon kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya ; kemudian
apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah Dia akan kemudharatan
yang pernah Dia berdoa untuk sebelum itu, dan Dia mengada-adakan sekutu-sekutu
bagi Allah untuk menyesatkan dari jalan-Nya..
Masalah kehidupan yang sedang dihadapi boleh dibawa ke dalam
shalat dengan shalat sunnah 2 rakaat, kita mengadu pada Allah atas masalah yang
kita hadapi agar diberi jalan keluar yang terbaik. Silahkan baca Al-Fatihah,
insya Allah semua cobaan berupa KEBAIKAN dan cobaan berupa KESUSAHAN pun bisa
dibawa masuk ke dalam surat Al-Fatihah.
Tidaklah seorang muslim yang di datangi oleh shalat yang
wajib, kemudian dia baik dalam berwudhu’, menghadirkan kekhusyu’an dan ruku’
maka dia akan menjadi penghapus bagi dosa-dosa yang telah dikerjakan
sebelumnya, selama dia tidak pernah berbuat dosa-dosa besar dan hal itu terjadi
selama sepanjang masa”. ( Shahih Muslim: 1/206 no: 228)
Dan Nabi saw ialah orang yang paling banyak khusyu’nya di
dalam shalat. Abdullah bin Al-Syikkhir berkata: Aku melihat Nabi saw mendirikan
shalat dan di dalam dada beliau terdengar isak tangis seperti suara gesekan
penggiling tepung karena menangis ”. Sunan Abu Dawud: 1/238 no: 716
Dan Abu Bakr ialah seorang lelaki yang banyak menangis
dikala shalat sehingga dia tidak bisa memperdengarkan suara bacaannya pada saat
sholat mengimami orang. Dan Umar ra, pada saat dia mengimami orang dalam
shalatnya dan membaca surat Yusuf maka isak tangisnya terdengar sampai pada
akhir saf dan dia membaca: Qs. Yusuf:84. Shahih Bukhari: 1/236
Isham Yusuf bertanya:”Hai Hatim, apa yang dimaksud dengan
menyempurnakan shalat?”.
Jawabnya: “Menjelang (sebelum) waktu tiba, sudah siap dengan
wudlu sempurna, lalu berdiri tegak di tempat shalat sepenuh jiwa raganya,
hingga terbayang seakan-akan Ka’bah didepan mata, dan makam (liang lahat) tepat
didada, e mengetahui segala isi hati, kaki seakan berada diatas sirath, surga
disisi kanan dan Neraka dikirinya, Malaikat Malaikat tepat berada di tengkuk
belakangnya, dan punya perasaan bahwa “Shalat ini shalat yang terakhir
dilakukan olehnya. ”
Kemudian takbir dengan khusyu’, dan hening penuh dengan
tafakkur (berfikir), saat membaca Al-Fatihah dan surat, lalu ruku dengan penuh
tawadlu, dan sujud dengan tunduk merendah serta memohon, terus duduk dengan
sesempurnanya, baca tahiyat (tasyahud) dengan penuh harapan dan takut, akhirnya
salam menurut sunnatur rasul.
Semuanya diserahkan secara ikhlas kepada e , lalu berdiri
(sesudah selesai shalat) dengan penuh rasa takut jika tidak diterima shalatnya,
dan pula penuh harap diterimanya oleh e . Dan semua dipelihara dengan penuh
rasa sabar.”
Tanya Isham:”sejak berapa lama anda lakukan shalat seperti
yang diceritakan tadi?”. Jawabnya:”Sejak 30 tahun.” Akhirnya ia menangis dan
berkata:”Aku sama sekali belum pernah melaksanakan shalat yang seperti anda
jelaskan .”
Bagaimana kita dapat Shalat Khusyu sementara kita terlalu
TAKABUR/ terlalu SOMBONG & yakin jika kita masih hidup beberapa waktu
setelah shalat? Bertakbir ALLAAHU AKBAR namun yang dibesarkan ialah ego diri?
Naudzubillah, mari kita sama belajar khusyu, perlahan dan menghayati setiap
bacaan
Tak jarang bibir kita bertakbir: “Allaahu Akbar”, Namun
kenyataannya dalam hati kita bukan Allah Yang Maha Besar, tapi selalu mengingat
kebanggaan kita, selalu diri kita yang hadir di lamunan dalam shalat. Kita
membaca Fatihah, tapi tidak hayati apa artinya dan tahu-tahu Fatihah sudah
selesai dibaca tanpa meresap ke dalam hati. Akhirnya, bukan Allah yang
diagungkan, tapi diri kita sendiri, atau makhluk lainnya yang diagungkan.
QS.39 Az-Zumar: 67. Dan mereka tidak mengagungkan Allah
dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya
pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan
dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
2. WAJIB TAHU ARTI TIAP BACAAN JIKA INGIN KHUSYUK
Qs.4 An-Nisaa':43. Hai orang-orang yang beriman, JANGANLAH
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, SEHINGGA KAMU MENGERTI APA YANG KAMU
UCAPKAN ...
Jelas sekali ayat ini menekankan pada arti bacaan shalat,
kita dapat melatihnya secara berlahan. Jangan sampai puluhan tahun kita hidup
di dunia, hafal beratus-ratus lagu Eropa & Lagu Amerika lengkap dengan nada
panjang pendek, intonasi serta artinya dan juga riwayat pembuatan lagu &
riwayat hidup Artis penyanyinya tapi bacaan shalat saja tidak hafal.
MABUK dalam ayat ini boleh diartikan sebagai mabuk khamr,
tapi juga mabuk dunia, mabuk harta, mabuk tahta, mabuk cinta pun termasuk pulak
dalam hal yang mengganggu shalat sehingga kita lupa/silap/tak sadar bacaan
shalat apa yang telah kita baca, bahkan selalu-nya kita lupa rakaat ke berapa.
Lebih baik membaca surat pendek yang kita tahu arti bacaan
setiap kata-kata daripada membaca surat panjang yang kita tak tahu apa artinya.
Ingat, untuk mencapai SHALAT KHUSYU dalam Ayat diatas IALAH FAHAM APA YANG KITA
UCAPKAN. Garis besarnya, dalam ayat ini terdapat 2 hal:
a. Jangan melamun, jangan mabuk, jangan mabuk harta, jangan
mabuk cinta, jangan mabuk tahta, jangan mabuk dunia yang membuat kita tidak
sadar & tidak tahu apa yang kita ucapkan.
b. Arti bacaan shalat yang harus kita fahami untuk mencapai
SHALAT KHUSYU. Faham arti bacaan shalat itu PENTING SANGAT HINGGA KITA TIDAK
HANYA DITUNTUT HAFAL BACAAN SHALAT TAPI JUGA FAHAM ARTINYA AGAR LEBIH KHUSYUK
& MENGHAYATI SHALAT
Jadi,,, maaf,,, untuk akhi, ukhti, kakak, adik yang masih
belum faham arti bacaan iftitah, alfatihah, surah/ayat, ruku, i'tidal, sujud,
duduk antara 2 sujud, tahiyat awal & akhir, maka WAJIB tahu & hafal
maknanya. Lebih bagus jika kata demi kata.
Bagaimana mungkin kita dapat shalat Khusyu jika kita hanya
seperti membaca “mantra” yang tak fasih artinya?
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
Apabila seorang diantaramu sedang shalat, maka sesungguhnya
dirinya sedang berbicara kepada Allah,,,, HR. Bukhari 531, HR.Muslim, An-Nasai
Dan tentu saja, komunikasi ini kurang afdhol jika kita tidak
memahami arti dari bacaan shalat yang kita baca. Dari itu saudara saudari, begitu
pentingnya mengetahui arti dari bacaan shalat yang kita laksanakan setiap hari.
Dengan mengetahui arti dan bacaan shalat, maka membantu jiwa
agar seakan meninggalkan kesibukan dunia dan terhanyut dalam komunikasi dengan
Allah, sejuk, damai di hati dan di jiwa:
“Apabila engkau melakukan shalat, maka shalatlah kamu,
dengan shalatnya orang yang akan meninggalkan alam fana (Alam Nyata),,,”
HR.Ibnu Majah 4171, HR.Ahmad 5/412
Alangkah meruginya kita jika sekian puluh tahun hidup di
dunia, hafal ratusan rumus, ratusan lagu lengkap dengan panjang pendeknya, naik
turun nadanya, termasuk kisah keseharian penyanyi & pengarangnya , ratusan
syair, ratusan hafalan lainnya, tapi ARTI dari bacaan shalat saja tidak hafal?
Bukankah Shalat itu wajib? Bukankah shalat itu amal yang
pertama kali dihisab? Bukankah shalat itu wujud rasa syukur kita? Bukankah
shalat itu komunikasi dengan Sang PENCIPTA? Mana mungkin berkomunikasi jika
kita tidak tahu arti?
Untuk arti bacaan shalat ini, dapat saudara cari di
toko-toko buku terdekat, atau untuk memudahkan saudara, insya Allah akan kami
buatkan ebook khusus tersendiri agar saudara saudari lebih mudah, GRATIS,,,
Cuma-Cuma,,, tanpa bayar,,, tanpa iklan,,, Doakan kami agar tetap Istiqomah,
bertambah ilmu & hikmah, sehat & mampu manfaatkan waktu
3. UCAPKAN DENGAN SUARA SEDANG/DI ANTARA KERAS & PELAN
(((INI PENTING SEKALI)))
JIKA SAUDARA SEMUA MERASA PIKIRAN MELAYANG KEMANA-MANA SAAT
SHALAT??? INILAH PENANGKALNYA
Qs. 17 Al-Israa':110 dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam
shalatmu & jangan pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara
kedua itu".
Bila kita pelankan suara atau cuma di dalam hati saja, maka
terkadang fikiran kita akan melayang tak tentu arah, tapi jika kita baca dengan
suara lirih yang didengar oleh diri sendiri, maka ini akan lebih membantu
konsentrasi pada bacaan shalat, arti & MENSUCIKAN JIWA. Karena ibadah itu
semua ditujukan untuk MENSUCIKAN JIWA.
Shalat ialah Syariat, Hakikatnya ialah MENSUCIKAN JIWA,
Ma'rifatnya ialah BERSYUKUR PADA PENCIPTA YANG TELAH MEMBERIKAN BANYAK
KENIKMATAN YANG TAK TERHINGGA.
Dan kita akan bertambah khusyu, jika saat mengucapkannya
dengan suara lirih ditambah memahami bahwa kita sedang bercakap-cakap dan
menghadap Allah Sang Pencipta, seperti yang telah diterangkan dalam Hadits
sebelumnya.
Shalat yang kita laksanakan, janganlah diisi dengan lamunan
dunia, harta, tahta, cinta, dan makhluk lainnya, namun harus keseluruhan shalat
tersebut hanya bagi Allah, mulai dari niat sampai salam. Dalam sebuah ayat
Qur’an:
QS.6 A’raf:162.Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
4. THUMA’NINAH
Meski Nampak sepele, tapi justru Thuma’ninah inilah termasuk
penentu sah tidaknya sebuah shalat karena ia termasuk salah satu dari RUKUN
SHALAT. Salah satu rukun shalat batal, maka tidak sah lah shalatnya.
Thuma’ninah ini lah yang sering dilupakan oleh banyak orang.
Dalam kitab Fiqh As-Sunah, Thuma’ninah ialah diam beberapa saat setelah
tenangnya anggota-anggota badan , para ulama memberi batasan minimal yaitu
sekedar waktu yang diperlukan untuk membaca tasbih.
Rasulullah Muhammad ﷺ memasuki sebuah
masjid, lalu seorang laki-laki masuk, lalu shalat, kemudian dia datang, lalu
mengucapkan salam kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, maka Rasulullah
Muhammad ﷺ
membalas salamnya seraya berkata:
"Kembalilah, lalu shalatlah, karena kamu belum
shalat!"
Lalu laki-laki tersebut kembali, lalu shalat sebagaimana
sebelumnya dia shalat, kemudian mendatangi Rasulullah Muhammad ﷺ
seraya mengucapkan salam kepada beliau. Maka Rasulullah Muhammad ﷺ
menjawab: 'Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu'
Kemudian beliau bersabda lagi:
"Kembalilah dan shalatlah lagi, karena kamu belum
shalat!"
Hingga dia melakukan hal tersebut tiga kali. Lalu laki-laki
tersebut berkata, 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat
melakukan yang lebih baik selain daripada ini, ajarkanlah kepadaku.'
Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda:
"Apabila kamu mendirikan shalat, maka bertakbirlah,
kemudian bacalah sesuatu yang mudah dari al-Qur'an, kemudian ruku'lah hingga
BERTUMA'NINAH dalam keadaan ruku'. Kemudian angkatlah (kepalamu dari ruku')
hingga lurus berdiri, kemudian sujudlah hingga BERTUMA'NINAH dalam keadaan
sujud, kemudian angkatlah hingga BERTUMA'NINAH dalam duduk, kemudian lakukan
hal tersebut dalam shalatmu semuanya'." HR.Muslim
Jelas sekali bahwa shalat seperti itu dinyatakan BELUM
SHALAT dan shalatnya TIDAK SAH, serta diwajibkan mengulang oleh Rasulullah
Muhammad ﷺ.
Seringkali kami melihat saudara saudari kita shalat seperti
kilat khusus, terburu-buru seakan ada yang sangat darurat sekali, beberapa kali
kami jelaskan pada sekitar kami jika shalat seperti itu TIDAK SAH dan wajib
mengulang, tentu berdasar hadits diatas.
Mari kita sama saling mengingati sesama insan pada kebaikan
dan kesabaran. Diantara kejahatan PENCURIAN TERBESAR ialah PENCURIAN DALAM
SHALAT, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Sejahat-jahat pencuri ialah orang yang mencuri dari
shalatnya.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana ia mencuri
shalatnya?” Beliau menjawab: “Ia Tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” HR.
Ahmad, 5/310 dan Shahih Al-Jami’ No.997
Meninggalkan Thuma’ninah, Tidak meluruskan dan mendiamkan
punggung sesaat ketika rukuk dan sujud, atau tidak tegak ketika bangkit dari
rukuk, atau ketika duduk diantara dua sujud, semua merupakan kebiasaan sebagian
besar kaum Muslimin. Bahkan, hampir bisa dikatakan, di semua masjid pasti ada
saja orang yang tidak Thuma’ninah, malah dapat dibilang sebagian besar.
QS.An-Nisaa’:103. ,,, lalu jika kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya shalat itu ialah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yg beriman
Jadi sebelum shalat, tenangkanlah dahulu hati, memasrahkan
hati, menyiapkan hati untuk melaksanakan shalat. Jangan shalat dahulu jika hati
masih kacau, masih teringat hal lainnya. Jika hati tidak tertata, maka shalat
cenderung tidak khusyu, tergesa-gesa dan tidak mencapai ketentraman hati yang
kita cari.
Sebagai gambaran, seseorang yang melewati daerah yang indah,
hamparan kebun teh yang hijau, udara sejuk, sedikit kabut menyelimuti, danau
yang tenang, gemericik sungai yang jernih, dengan ikan menari-nari, bunga-bunga
disekitar sungai kecil dan pinggir jalan, kupu-kupu berterbangan, burung-burung
berkicau riang dan berlompatan, dan lain sebagainya, TENTU TIDAK AKAN DAPAT
DINIKMATI OLEH ORANG YANG MELALUI JALAN ITU YANG MENGENDARAI KENDARAAN DENGAN
MENGEBUT, KECEPATAN PENUH & PANDANGANNYA HANYA KEDEPAN AGAR CEPAT SAMPAI
TUJUAN & CEPAT SELESAI SHALAT.
Lain halnya dengan orang yang berjalan perlahan, tenang,
menikmati semua keindahan, pemandangan, suasana yang menyejukkan jiwa. Seperti
itulah kurang lebih gambaran jika kita dapat menghayati setiap arti bacaan
shalat, gerakan shalat, meresapi, merasuk ke dalam hati dan jiwa, hanyut
bersama shalat, memasrahkan seluruh hati, jiwa, pikiran, fokus perhatian hanya
pada Allah.
Contoh Thuma’ninah : Sujud pertama, bacaan dibaca perlahan,
dihayati, dipahami, setelah bacaan selesai, lalu rasakan tenangnya anggota
badan, tidak terburu-buru, setelah tenang baru diam sebentar minimal selama
waktu yang diperlukan untuk membaca “SUBHANALLAH”.
Baru dilanjutkan dengan duduk diantara 2 sujud, Bacaan
dibaca perlahan, tahu arti tiap katanya, setelah bacaan selesai, lalu rasakan
tenangnya anggota badan, setelah tenang baru diam sebentar selama minimal
sebanyak waktu yang diperlukan untuk membaca “SUBHANALLAH.” Dan seterusnya
disetiap akhir gerakan sebelum berpindah gerakan
Ingatlah bahwa salah satu tujuan shalat ialah mencari
ketenangan jiwa & batin dalam menjalani hidup yang penuh cobaan baik berupa
kegembiraan maupun musibah. Dan ketenangan batin & jiwa itu tidak akan
tercapai jika kita shalat tergesa-gesa.
QS.13 Ar-Ra’d: 28. orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.
Tentu saja, mengingat Allah berupa dzikir, doa dan
sebagainya, namun mengingat Allah, berdzikir dan berdoa yang paling sempurna
ialah mendirikan shalat.
QS.23 Az-Zumar:23. Allah telah menurunkan Perkataan yang
paling baik Al Quran yang serupa lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
Thuma’ninah ini termasuk 1 dari 13 rukun shalat. Ingatlah
bahwa dalam berbagai hadits shahih baik Muslim, Bukhari, Ahmad, dan lainnya,
sering sekali menceritakan bahwa:
Diriwayatkan dari Mahmud bin Rabi: Suatu ketika Rasulullah
SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau
menghadap para sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba-tiba,
masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan shalat dengan cepat .
Setelah selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan mengucapkan salam.
Rasul berkata pada pria itu, "Sahabatku, engkau tadi belum shalat,
ulangilah shalatmu !"
Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah
SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti
sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan cepat . Rasulullah SAW tersenyum
melihat shalat seperti itu. Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia
kembali mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu,
"Sahabatku, ulangilah lagi shalatmu! Engkau tadi belum shalat ."
Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah
melaksanakan shalat sesuai aturan. Meski demikian, dengan senang hati ia
menuruti perintah Rasulullah SAW. Melaksanakan shalat dengan cepat. Namun
kembali Rasulullah SAW menyuruh orang itu mengulangi shalatnya kembali.
Dan, ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah yang
telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan
lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku!"
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Jika engkau berdiri
untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan
surat dalam Alquran yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan
tenang (thuma'ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak tenang .
Selepas itu, sujudlah dengan tenang , kemudian bangunlah hingga engkau duduk
dengan tenang . Lakukanlah seperti itu pada setiap shalatmu." HR.Bukhari,
HR.Muslim
Dalam Hadits lain, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“TIDAK SAH SHALAT SESEORANG , sehingga ia meluruskan
punggungnya ketika rukuk dan sujud.” HR. Abu Dawud 1/533, Shahih Al-Jami’
No.7224.
Janganlah kita kira bahwa shalat itu mendapat 1 pahala
shalat baik, dan juga jika berjamaah maka akan mendapat pahala 27 kali lipat
shalat sendiri karena belum tentu kita khusyu & Thuma’ninah seperti dalam
Hadits dibawah ini, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengerjakan shalat yang
diwajibkan kepadanya, ada yang hanya mendapat ganjaran sepersepuluhnya , ada
yang hanya mendapat ganjaran sepersembilannya , seperdelapannya, sepertujuhnya,
seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya , juga ada yang
mendapat ganjaran setengahnya .” HR. Ibnul Mubarak, HR.Bukhari, HR.Muslim
Sekarang mari kita telaah, kira-kira apa yang mengurangi
pahala shalat? Jawabnya ialah:
Kita tidak KHUSYU, pikiran kemana-mana karena tidak membaca
bacaan shalat dengan suara sedang
Tidak Thuma’ninah penuh
Tidak tahu arti dari semua bacaan shalat
Tahu arti bacaan shalat tapi tidak menghayati
Waktu shalat tidak terjaga, melambatkan shalat
Wudhu tidak sempurna
Sunnah-sunnah shalat tidak diamalkan
Dan sebetulnya masih ada sebab-sebab lain yang dapat
mengurangi pahala, namun kami sebutkan beberapa yang utama saja, terutama 5
point pertama yang kita bahas dalam 4 TIPS shalat khusyu ini.
Bayangkan, jika kita 30 tahun terakhir menjalankan shalat 5
waktu, dan ternyata hanya mendapat sepersepuluh pahala, maka berarti shalat
kita yang dihitung hanya 3 tahun saja. Bagaimana jika kita shalat
bolong-bolong? Baru 5 tahun terakhir?
Dalam Hal ini dikarenakan orang tersebut tidak tenang &
tidak Thuma’ninah dalam shalatnya, tergesa-gesa, tidak menghayati, tidak
memberikan sepenuh jiwa, hati & raga untuk menghadap Sang Khaliq. Ini pun
menandakan bahwa shalat yang tidak Thuma’ninah itu TIDAK SAH! Dan Rasulullah
Muhammad SAW memerintahkan agar mengulangi shalatnya hingga sampai
berkali-kali.
“Dan Rukuklah sehingga kamu Thuma’ninah dalam Rukuk itu,
lalu tegaklah berdiri sampai kamu Thuma’ninah dalam berdiri .” HR.Bukhari 757,
793, 6251, HR.Muslim 397, Abu Dawud 956
Thuma’ninah ini tidak dapat dicapai jika kita masih dalam
keadaan malas, terlalu capek atau mengantuk. Dalam sebuah Hadits, Rasulullah
Muhammad SAW bersabda:
“Jika salah seorang diantara kamu mengantuk, sedang ia
tengah melakukan shalat, hendaknya ia tidur terlebih dahulu sehingga hilang
rasa mengantuknya. Karena kalau ia shalat terus, jangan-jangan ia beristighfar
dan malah mencaci dirinya sendiri.”
HR. Bukhari 212, HR.Muslim 786, HR.Abu Dawud 1310,
HR.Tirmidzi 388, Nasa’I 11215-11216, HR.Ibnu Majah 1370, HR.Ahmad VI/6, 202,
259, HR.Ad-Darimi 1373, Imam Malik 31/118
Didalam Hadits lain, dikisahkan Rasulullah Muhammad SAW
memasuki masjid, tiba-tiba beliau melihat ada tali yang direntangkan antara dua
tiang masjid tersebut.
Beliau lantas bertanya: “Untuk apa tali ini?” Para sahabat
menjawab: “Itu milik Zainab, jika ia sedang lemas waktu shalat, tali itu
dijadikan tempat berpegangan.”
Maka beliau bersabda: “Lepaskanlah tali itu, setiap kamu
hendaknya shalat dengan bersemangat. Kalau dia memang terasa sangat capek,
hendaklah istirahat dulu.” HR.Bukhari 1150, HR.Muslim 784 dan lainnya.
Jelas Hadits diatas menganjurkan agar orang yang shalat
dengan konsentrasi penuh, pikiran terpusat dan semangat. Jika pun merasa
mengantuk sekali, maka hendaknya istirahat atau melakukan sesuatu yang dapat
menghilangkan rasa kantuknya.
Perhatikan, hadits diatas menganjurkan bahwa wanita pun agar
mendirikan shalat berjamaah di masjid, dan ini dipertegas oleh Qur’anul Kariim
dalam sebuah ayat, Allah berfirman:
QS.3 Ali Imran: 43. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu,
sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'
Jelas sekali bahwa kaum hawa pun diperintah agar shalat
berjamaah, diperkuat dengan Hadits diatas, dan juga banyak Hadits lain yang
jelas mendukung. Bahkan hingga masa kepemimpinan Khalifah Umar pun para istri
tetap melaksanakan shalat berjamaah dalam masjid.
Namun untuk hukum shalat berjamaah bagi kaum hawa ini insya
Allah akan kami bahas lain waktu insya Allah dalam e-book berbeda, doakan kami.
Satu poin lagi yang perlu kita perhatikan, bahwa untuk mencapai shalat KHUSYU
itu harus dengan semangat, namun tetap tenang tidak tergesa-gesa dan BUKAN
dilakukan dengan lemah gemulai dan tidak bertenaga.
Untuk mencapai Thuma’ninah, hendaklah seorang muslim
mempersiapkan dirinya untuk shalat, jangan sampai dia shalat dalam keadaan
menahan sakit perut / menahan buang air kecil / shalat di hadapan makanan yang
terhidang. Nabi saw bersabda: Tidak boleh shalat di hadapan makanan dan tidak
pula boleh shalat saat dia menahan dua hal yang buruk (menahan buang air kecil
& buang air besar)”. Shahih Muslim: 1/393 no: 560
Diriwayatkan dalam HR.Bukhari & HR.Muslim 558,
bahwasanya Ibnu Umar pernah dihidangi makanan, saat itu adzan berkumandang,
namun beliau terus saja makan samapi selesai. Padahal beliau sudah mendengar
suara bacaan imam.
Situasi sekitar juga sedikit banyak mempengaruhi
Thuma’ninah:
“Apabila matahari terik / panas sekali, tundalah waktu
shalat hingga cuaca agak reda,,, ” HR. Bukhari, Muslim
Dalam Hadits lain, sesuatu yang merusak konsentrasi pun
hendaknya dihindarkan. Dari Anas Bin Malik RA diceritakan, bahwa Aisyah RA
memiliki kain korden berhias yang menutupi sebagian tembok rumahnya. Maka
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Singkirkan korden itu, sesungguhnya
gambar-gambarnya itu terus terbayang dalam diriku saat shalat.”
HR.Bukhari 374, HR. Ahmad III/151
Juga dalam Hadits riwayat lain, Rasulullah Muhammad SAW
memendekkan bacaan saat ada anak menangis.
Dan hendaklah pula dia menghilangkan segala sesuatu yang
bisa menyebabkan dirinya lalai dari shalatnya seperti hiasan-hiasan, gambar
gambar dan yang sepertinya. Dari Aisayh ra berkata: Rasulullah saw shalat
mengenakan pakian jenis khomishah yang memiliki garis-garis lalu saat shalat
beliau melirik kepada garis-garis yang ada padanya maka Nabi saw bersabda:
Kembalikanlah kain khomisah ini kepada Abi Jahm bin
Hudzaifah dan berikanlah kepadaku kain jenis anbijani sesungguhnya dia tadi
telah melalaikanku dalam sholatku” . ( Shahih Bukhari: 1/141 no: 373 dan shahih
Muslim: 1/391 no: 556)
Tidak diragukan lagi, ini suatu kemungkaran. Pelakunya harus
dicegah dan diperingatkan akan ancamannya. Abu Abdillaah A-Asy’ari berkata:
“Rasulullah Muhammad SAW shalat bersama sahabatnya, kemudian setelah selesai
beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk
dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu rukuk lalu sujud dengan cara mematuk,
maka Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Apakah kalian menyaksikan orang ini? BARANG SIAPA MENINGGAL
DENGAN KEADAAN (SHALATNYA) SEPERTI INI MAKA DIA MENINGGAL DILUAR AGAMA MUHAMMAD
. Ia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah.
Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya ialah
bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali sebutir atau dua butir kurma,
bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya ?”
HR. Ibnu Khuzaimah 1/332, Shifah Shalah An-Nabi oleh Albani
Mari perhatikan, bahwa salah satu tujuan shalat ialah
mencari ketenangan dan kepuasan batin. Dan jiwa kita tidak akan pernah tenang
dan puas jika shalat kita selalu buru-buru, tergesa-gesa.
Setan sangat pintar & licik, Setan membiarkan kita
merasa beragama Islam, namun ternyata jika shalat kita tergesa-gesa, maka
ternyata kita meninggal diluar agama Islam, berdasar hadits diatas dan hadits
berikut dibawah ini.
Zaid bin Wahb berkata: “Hudzaifah pernah melihat seorang
laki-laki tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Ia lalu berkata: “Kamu belum
shalat, seandainya engkau mati (dengan membawa shalat seperti ini), NISCAYA engkau
mati diluar fitrah yg sesuai dengan fitrah tersebut Allah menciptakan
Muhammad SAW .” HR. Bukhari, Fath Al-Bari 2/274.
Shalat akan terasa nikmat, mudah, dan malah kita ingin
shalat lagi jika kita bisa Khusyu, tidak tergesa-gesa, tenang dalam setiap
sebelum pergantian gerakan, Thuma’ninah sehingga bacaan meresap ke hati &
jiwa, perasaan tenang, sejuk terasa dalam batin, hati & jiwa. Sebaliknya,
orang yang tidak khusyu, tergesa-gesa dan tidak Thumaninah, maka akan merasa
berat dengan shalat, hal ini tentu akan sulit mencapai ketenangan jiwa
QS.2 Baqarah:45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu' ,
Rasulullah Muhammad SAW selalu mencari ketentraman hati dengan
shalat berjama’ah, Jika beliau dilanda kesusahan oleh suatu perkara, maka
beliau meminta Bilal agar menyerukan adzan untuk shalat berjama’ah:
“Bangkitlah wahai Bilal dan tenangkanlah kita dengan
shalat.” HR. Abu Dawud 4/297 No.4986
Bagaimana dengan shalat kita selama ini??? Masihkah kita
shalat dengan pikiran tertuju pada Harta, tahta, cinta & dunia??? Atau
Shalat kilat express??? Saat imam belum sempurna sujud kita sudah bergerak
menyamai imam?
Ingatlah bahwa Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan agar kita
tidak bergerak sebelum imam betul-betul melakukan gerakan selanjutnya secara
penuh . Sering kita perhatikan saat Imam baru setengah gerakan menuju sujud,
kita sudah mengikutinya, ini sama sekali tidak benar.
Orang yang meninggalkan Thuma’ninah ketika mengerjakan
shalatnya, sedang ia mengetahui hukumnya, MAKA WAJIB BAGINYA MENGULANGI
SHALATNYA SAAT ITU DENGAN SEKETIKA DAN BERTAUBAT ATAS SHALAT-SHALATNYA YANG DIA
LAKUKAN TANPA THUMA’NINAH PADA MASA-MASA LALU . Namun ia tidak wajib mengulangi
shalat-shalatnya di masa lalu, berdasarkan Hadits:
“KEMBALILAH, DAN SHALATLAH, SESUNGGUHNYA ENGKAU BELUM SHALAT
. ” HR. Bukhari, Muslim
Termasuk tidak khusyu dalam shalat ialah jika kita banyak
melakukan gerakan sia-sia dalam shalat. Sebagian umat Islam hampir tidak
terelakan dari bencana ini, yakni melakukan gerakan yang tidak ada gunanya
dalam shalat. Mereka tidak melupakan perintah Allah yang tersebut dalam
firmanNYA:
Qs.Baqarah:238.Peliharalah SEMUA SHALAT , & shalat
wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' .
Juga tidak memperhatikan firman Allah:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. Orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya,
QS.23 Al-Mukminuun: 1-2
Dinding Masjid Zaman Rasulullah Muhammad SAW masih terdiri
dari tanah liat kering saja, sedangkan Lantai Masjid di zaman Rasulullah
Muhammad SAW masih hanya berupa tanah saja.
Suatu saat, Rasulullah Muhammad SAW ditanya tentang hukum
meratakan tanah ketika sujud. Beliau menjawab:
“Jangan engkau mengusap ketika engkau dalam keadaan shalat.
Jika terpaksa harus melakukannya, maka cukup sekali meratakan kerikil.” HR. Abu
Dawud, 11/581. HR. Muslim
Para Ulama menyebutkan, banyak gerakan secara berturut-turut
tanpa dibutuhkan dapat membatalkan shalat. Apalagi orang yang melakukan
pekerjaan yang tidak ada gunanya dalam shalat. Berdiri di hadapan Allah sambil
melihat jam tangan, membetulkan pakaian yang tidak membuka aurat, memasukkan
jari ke dalam hidung, melempar lirikan ke kanan kiri atau ke atas langit. Ia
tidak takut kalau-kalau Allah mencabut penglihatannya atau setan melalaikannya
dari ibadah shalat.
Diantara tabiat manusia yang tergesa-gesa dan tidak
Thuma’ninah dalam shalat ialah mendahului imam dalam shalat.
,,, dan ialah manusia bersifat tergesa-gesa. Qs.Isra’:11
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dalam As-Sunan
Al-Kubra, 10/104, dan juga dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, Hadits No. 1795,
menuliskan bahwa:
“Pelan-pelan ialah dari Allah, dan tergesa-gesa ialah dari
Setan.”
Dalam Shalat jamaah, sering kita menyaksikan di kanan
kirinya banyak sekali orang yang mendahului imam dalam semua gerakan. Mungkin
belum tahu ilmunya, atau tidak disadari itu pun terjadi pada banyak diantara
kita.
Perbuatan yang sekarang dianggap remeh oleh umat Muslim di
zaman ini, justru oleh Rasulullah Muhammad SAW malah diperingatkan dan diancam
keras dalam sabda beliau:
“Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum
imam, bahwa Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala keledai?” HR. Muslim,
1/320-321
Jika orang yang hendak melakukan shalat dituntut untuk
mendatanginya dengan tenang, maka dalam shalat pun diharuskan dalam keadaan
tenang pula dan tidak tergesa-gesa.
Namun melambatkan gerakan setelah imam pun dilarang, yang
tepat menurut para fuqaha’ telah menyebutkan kaidah yang baik dalam hal ini
ialah MAKMUM TIDAK BERGERAK SEBELUM IMAM SELESAI BERPINDAH GERAKAN SHALAT,
NAMUN HENDAKNYA MAKMUM SEGERA BERGERAK BEGITU IMAM SELESAI MENGUCAPKAN TAKBIR
& SELESAI BERPINDAH GERAKAN & BENAR-BENAR PADA POSISI GERAKAN SHALAT
SELANJUTNYA .
Ketika imam selesai melafadzkan huruf RO’ dari kalimat
Takbir ALLAAHU AKBAR, maka saat itulah makmum harus segera mengikuti gerakan
imam, tidak mendahului dari batasan tersebut atau mengakhirkannya. Maka
batasannya menjadi jelas.
Dahulu para sahabat sangat berhati-hati sekali untuk tidak
mendahului Rasulullah Muhammad SAW, salah seorang sahabat bernama Al-Bara’ bin
Azib berkata:
“Sungguh mereka (para sahabat) shalat dibelakan Rasulullah
Muhammad SAW, maka jika beliau mengangkat kepalanya dari rukuk (dan para sahabat
juga mengangkat kepala mereka), saya tidak melihat seorang sahabat pun yang
memulai gerakan untuk membungkukkan punggungnya sehingga Rasulullah Muhammad
SAW meletakkan keningnya di atas lantai, baru orang-orang yang berada di
belakangnya memulai bergerak untuk bersimpuh sujud.” HR. Muslim No. 474
Ketika Rasulullah Muhammad SAW mulai uzur dan geraknya
tampak pelan, beliau mengingatkan orang-orang yang shalat dibelakangnya:
“Wahai sekalian manusia, sungguh aku telah lanjut usia, maka
janganlah kalian mendahuluiku dalam rukuk dan sujud.” HR. Baihaqi, 2/93 dan
Hadits ini dihasankan dalam Irwa’ Al-Ghalil
Dalam shalatnya, imam hendaknya melakukan sunnah dalam
takbir, yakni sebagaimana disebutkan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah RA:
“Jika Rasulullah Muhammad SAW berdiri untuk shalat, beliau
bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika rukuk, kemudian bertakbir
ketika turun (hendak sujud), kemudian takbir ketika mengangkat kepalanya,
kemudian bertakbir ketika sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat
kepalanya, demikian beliau lakukan dalam semua shalatnya sampai selesai dan
bertakbir ketika bangkit dari dua (rakaat) setelah duduk (tasyahud pertama).”
HR. Bukhari No 756
Jika imam menjadikan takbirnya bersamaan dan beriringan
dengan gerakannya, sedang makmum memperhatikan dengan memperhatikan ketentuan
dan cara mengikuti imam, sebagaimana disebutkan di muka, maka jamaah dalam
shalat tersebut menjadi sempurna.
Dan kita pun tidak akan mencapai Thuma’ninah jika kita masih
melirik ke kanan kiri atau atas. Dalam sebuah Hadits:
Dari Abu Dzar RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW
bersabda: “Allah senantiasa menghadap kepada hamba-NYA saat hamba mengerjakan
shalat selama dia tidak menoleh. Maka apabila dia menolehkan wajahnya (tidak
khusyu), maka Allah pun berpaling darinya.” HR. Ahmad 5/172
Sekian kiranya 4 TIPS yang kami perhatikan, kami admin
www.islamterbukti benar.net memohon maaf jika ada kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak.
Setiap kebaikan, termasuk memegang erat shalat, akan
dibalas:
QS.7 Al-A’raaf:170. Dan orang-orang yang berpegang teguh
dengan Al kitab serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena
Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang Mengadakan
perbaikan.
Selain 4 tips itu, disarankan pula agar:
# Berdoa sebelum shalat, mohon lindungan ALLAH dari godaan
syaithon
# Membunuh Egois & Sombong dalam diri
# Tiada daya & upaya melainkan milik Allah semata
Qs.6 Al-An'aam:42 ... supaya mereka memohon dengan tunduk
merendahkan diri.
Hilangkan rasa sombong pada diri, jangan berfikir selain
shalat, hilangkan apa yang telah dan akan kita lakukan. Bunuhlah semua yang
berhubungan dengan aktivity di dunia, fokus hanya pada ALLAH & arti bacaan
shalat. Menyadari dosa yang telah lalu
Dan lebih afdhol jika Dzuhur, Ashar & Isya' berdzikir
pendek. Lalu Shalat Fajar & Maghrib berdzikir panjang.
Apa tanda seseorang menikmati shalat?
Rasulullah Muhammad SAW pernah ditanya: “Ya Rasul, shalat
bagaimana yang paling utama?” Beliau menjawab: “Yang panjang kekhusyukannya.”
HR. Muslim 756, Tirmidzi 387, DLL
Seperti yang telah kita ketahui, Rasulullah Muhammad SAW
ialah orang yang paling bersyukur atas karunia Allah, saat Rasulullah Muhammad
SAW telah dijamin kesalahannya diampuni, beliau bukan lantas kendur beribadah,
malah shalat hingga kakinya bengkak. Dalam suatu Hadits diceritakan, seorang
sahabat melihat Rasulullah Muhammad SAW melaksanakan shalat di masjid
sendirian, kemudian sahabat berdiri ikut shalat menjadi makmum.
Rasulullah kemudian membaca surat Al-Baqarah sampai selesai,
sahabat mengira Rasulullah Muhammad SAW akan melanjutkan dengan rukuk, tapi
ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkannya dengan membaca Surat Ali Imran
hingga selesai.
Sahabat ini mengira Rasulullah Muhammad SAW akan melanjutkannya
dengan rukuk, tapi ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkannya dengan
membaca surat An-Nisaa’ hingga akhir ayat.
Kemudian sahabat mengira Rasulullah Muhammad SAW akan
melanjutkannya dengan rukuk, tapi ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkan
bacaannya dengan surat Al-Mai’dah.
Sahabat ini tidak tahan lagi, membatalkan shalat dan berlalu
sedang Rasulullah Muhammad SAW masih dalam keadaan shalat Rakaat pertama.
Perhatikan betapa Rasulullah Muhammad SAW menikmati &
hanyut dalam bacaan yang begitu panjang. Dan jika kita ingin demikian, tentu
hal pertama yang harus kita lakukan ialah paham arti bacaan yang kita baca,
atau minimal tajwid dan suara yang merdu didengar.
Kami pernah beberapa menjadi makmum dibelakang imam yang
berasal dari Saudi, dan bacaannya terasa enak didengar, sejuk dihati & jiwa
meski suratnya agak panjang, dan justru serasa kurang dan ingin lagi,
Subhanallah.
Hal lain yang kita ambil dari Hadits diatas ialah
diperbolehkan membaca banyak surat dalam 1 rakaat. Jika Rasululllah Membaca
dengan 5 surat panjang-panjang di awal Qur’an, maka ada baiknya kita meniru
beliau membaca 5 surat tapi dari bagian belakang, surat yang pendek-pendek,
syukur jika bisa bervariasi.
Hal ini tentu saja saat kita shalat sunnah sendirian, karena
dalam shalat jamaah dianjurkan memendekkan bacaan karena dalam shalat berjamaah
terdapat orang tua, anak-anak, wanita hamil dan orang sakit yang kurang kuat
berdiri lama-lama.
Apa tanda shalat diterima?
,,, Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji
& mungkar,,, Qs. 29 Al-'Ankabuut: 45
QS.70 Al-Ma’aarij:19. Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,
Dari ayat diatas, salah satu tanda shalat yang baik ialah
membuat manusia tidak mengeluh dan berkesah saat diberi cobaan beruba musibah,
dan tidak kikir saat diberi cobaan berupa rezeki atau kebaikan lainnya.
Jika kita sudah paham arti bacaan shalat, dibaca dengan
Thuma’ninah, meyakini bahwa kita dapat mati setiap saat & segala perbuatan
akan dibalas, meresap di hati, MENSUCIKAN JIWA KITA... maka insya Allah Shalat
kita dapat mencegah kita dari perbuatan keji & mungkar… Amiin... 4 Tips Shalat Khusyu - Updated 4 Oct 2011
SAUDARA SEMUA MERASA PIKIRAN MELAYANG KEMANA-MANA SAAT
SHALAT??? Belum merasa puas atas shalat yang kita lakukan? Tidak perlu banyak
TIPS untuk menggapai shalat yang lebih khusyu, saudara boleh coba 4 TIPS SHALAT
KHUSYU berdasar Qur'an & Hadits ini.
Untuk versi e-book nya, agar dapat di print, dapat dibaca
ulang dari komputer / handphone, dapat disebarkan secara offline, copy paste di
semua internet cafe, warnet, rental komputer, email, dapat di free download
gratis cuma-cuma di sini, UKURANNYA HANYA 1 Mb saja :
http://hotfile.com/dl/124072970/5bcc659/_4_TIPS_SHALAT_KHUSYUK_BARU_-_8_JULI_2011.pdf.html
السلام عليكم . بِسْــــــــــــــــــمِ
ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيم
الحمد لله رب العا لمين. الصلاة و السلام
على رسو ل الله.اما بعد
Segala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Rasulullah
saw, dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya
kecuali Allah, Yang Maha Esa dan tiada sekutu bagiNya, dan aku bersaksi bahwa
Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Ada banyak orang menjelaskan berbagai cara untuk mencapai
shalat khusyuk, tapi saran kami, tak perlu banyak tips untuk mencapai shalat
yang lebih khusyu. Tak perlu berlembar-lembar atau habiskan uang dan waktu
untuk membeli buku shalat khusyu & mempelajarinya. Khusyu itu mudah, cukup
coba 4 Tips dari kami.
Mari kita tanya pada Qur'an, bagaimana melakukan shalat yang
lebih khusyu. Kami rasa, tentu banyak dari saudara saudari sudah pernah
mendengar hadits dibawah ini:
“Amal seorang hamba pertama kali di hisab pada hari kiamat
adalah shalat, apabila shalatnya baik maka baik pula seluruh amalnya dan
apabila shalatnya rusak maka rusak pula seluruh amalnya “ HR. Thabrani 1880
Dan pada sebuah Hadits, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Di akhirat nanti, ada seorang laki-laki yang mengerjakan
shalat selama 60 tahun, tetapi tidak ada satu shalat pun yang diterima darinya
. Barangkali ia menyempurnakan ruku’, tetapi tidak menyempurnakan sujud, dan
menyempurnakan sujud tetapi tidak menyempurnakan ruku ‘” HR.Al-Ashbahani
Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
orang-orang yang khusyuk dalam salatnya”. QS.23 Mu’minuun: 1-2
Setelah Allah menyebutkan sebagian sifat-sifat mereka,
kamudian Dia menyebtukan balasan mereka:
Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi, yakni yang
akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. QS. 23 Mu’minuun: 9-10
Ibnul Qoyyim rahimhullah berkata: Manusia di dalam masalah
shalat terbagi menjadi beberapa tingkatan:
Pertama: Tingkatan orang yang zalim terhadap dirinya sendiri
dan lalai dengan shalatnya. Dialah orang yang shalat dengan wudhu’ yang tidak
sempurna, shalat tidak pada waktunya, batas-batasnya dan tidak menyempurnakan
rukun-rukunnya.
Kedua: Orang yang semata-mata menjaga waktu, batas-batas
shalat dan rukun-rukunnya yang lahiriyah dan menjaga waudhu’. Namun dia tidak
berusaha melawan bisikan-bisikan maka dia terhanyut dalam bisikanbisikan dan
pikiran-pikirannya di dalam shalat.
Ketiga: Barangsiapa yang menjaga batas-batas shalat dan
rukun-rukunnya, dan bersungguh-sungguh mengarahkannya jiwanya dalam melawan
bisikan-bisikan dan fikiran-fikiran yang menggoda di dalam shalatnya, maka
dengan hal tersebut sesungguhnya dia telah menyibukkan dirinya dalam menghadapi
musuhnya agar musuhnya itu tidak mencuri shalatnya, maka dengan seperti ini dia
berada dalam sholat dan jihad.
Keempat: Orang yang apabila bangkit menunaikan shalat maka
dia menyempurnakan hak-hak, rukun-rukun dan aturan-atauran shalat, hatinya
dikerahkan untuk menjaga tuntutan-tuntutan shalat, agar dia tidak
menyia-nyiakan sedikitpun dari ibadah shalatnya.
Bahkan, seluruh potensi dan semangatanya tercurah untuk
menyempurnakan penegakan shalat sebagaimana mestinya, maka dengan ini sungguh
hatinya telah terarah pada perkara shalat dan ubudiyahnya kepada Allah swt.
Kelima: Orang yang bangkit menegakkan shalat dengan cara
seperti di atas, bersamaan dengan itu dia hatinya tertumpah di hadapan Allah
Azza Wa Jalla, dia melihat Allah dan menyadari akan pengawasan Allah, hatinya
cinta kepadaNya dan mengagungkanNya sekan dia melihat Allah.
Semua bisikan dan lintasan-lintasan pikiran telah terhapus,
telah terangkat dinding antara dirinya dan TuhanNya, maka orang yang seperti
ini di dalam perkara shalat lebih utama dan lebih agung dari pada jarak yang
memisahkan langit dan bumi, orang yang seperti ini sedang sibuk dengan
bermunajat kepada Tuhannya swt di dalam shalatnya.
Mari kita koreksi diri, termasuk golongan manakah kita?
Tidak kah kita ingin memperbaikinya? Melihat ke atas dalam hal ibadah ialah
baik sekali, dan mari kita sama-sama berusaha lebih baik
4 tips ini akan kami usahakan diperjelas agak lengkap dengan
dalil baik dari Qur’an maupun haditsnya agar lebih mantap, yakin & akurat,
tidak dibuat-buat tanpa dasar Qur’an & Hadits.
LANGSUNG SAJA MARI KITA BAHAS 4 TIPS BERIKUT YANG BAIK UNTUK
DICOBA UNTUK MENCAPAI SHALAT LEBIH KHUSYU:
1. Jangan pernah berfikir jika kita masih bisa hidup setelah
shalat.
Kita harus yakin jika shalat ni ialah sebagai shalat
terakhir kita dimuka bumi ni, sering kita dengar si fulan meninggal seusai
shalat, si fulan meninggal setelah adzan, imam fulan meninggal saat sujud dan
lainnya. Si fulan meninggal saat tengah judi, maksiat dan lainnya.
Mungkin ini ialah shalat terahir di dunia, setelah itu, kita
harus relakan suami / istri kita seorang diri, anak kita menjadi yatim piatu,
mungkin nanti malam ialah malam pertama dalam liang kubur, semua harta yang
kita kumpulkan tak akan kita bawa, & menjadi hak saudara kita, wajah elok
& cantik yang kita banggakan dalam sekejap akan berubah busuk.
Dari Abi Ayyub ra bahwa Nabi saw bersabda: Apabila engkau
mendirikan shalat maka maka shalatlah seperti shalatnya orang yang akan
berpisah”. (Musnad Imam Ahmad: 5/412)
“Orang yang akan Berpisah” yang dimaksud disini ialah seperti
halnya orang yang akan berpisah nyawa & raganya, akan berpisah dengan semua
anak istri, harta, tahta, segala dunia berganti dengan malam pertama di liang
kubur yang gelap, sunyi, sepi, dingin, sendiri, tiada teman disisi.
Sebelum melangkah lebih jauh, mari kita sedikit singgung
pengertian KHUSYU yang dimaksud Qur’an. Kami bahas disini karena ada
hubungannya dengan KEYAKINAN MENGHADAP ALLAH, AKHIRAT, SEKARAT MAUT, KUBUR, DAN
SEBAGAINYA
Kita mulai dari kata KHUSYU dalam Qur'an:
QS.88 Ghaasyiyah:2.Banyak muka pada hari itu tunduk terhina
QS.79 An-Nazi’at:9. Pandangannya tunduk
QS.Al-Qamar:7. Sambil menundukkan pandangan-pandangan mereka
keluar dari kuburan seakan-akan mereka belalang yang beterbangan
QS . Thaahaa:108. Pada hari itu manusia mengikuti penyeru
[#] dengan tidak berbelok-belok; dan merendahlah semua suara kepada Tuhan yang
Maha pemurah, Maka kamu tidak mendengar kecuali bisikan saja.
[#] Yang dimaksud dengan penyeru di sini ialah Malaikat yang
memanggil manusia untuk menghadap ke hadirat Allah
QS.59 Al-Hasyr:21. Kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran
ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah
disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat
untuk manusia supaya mereka berfikir
QS.68 Al-Qalam:43. pandangan mereka tunduk ke bawah, lagi
mereka diliputi kehinaan. dan Sesungguhnya mereka dahulu (di dunia) diseru
untuk bersujud, dan mereka dalam Keadaan sejahtera[*].
[*] Maksudnya: ialah bahwa mereka berkesempatan untuk melakukan
sujud, tetapi mereka tidak melakukannya
Q S.41 Fushshilat:39. Dan di antara tanda-tanda-Nya (ialah)
bahwa kau Lihat bumi kering dan gersang , Maka apabila Kami turunkan air di
atasnya, niscaya ia bergerak dan subur. Sesungguhnya Tuhan yang menghidupkannya,
pastilah dapat menghidupkan yang mati. Sesungguhnya Dia Maha Kuasa atas segala
sesuatu.
Silahkan saudara bayangkan sedang di akhirat, bangkit dari
kubur dalam keadaan penuh dosa, sedikit amal, takut, patuh, was was, digiring
malaikat penyeru, hina, ingkar pada perintah Allah, lalai shalat, lalai zakat,
kikir sedekah, haus, tenggorokan kering ditengah padang makhsyar dan
sebagainya. Dan semoga saudara MERASAKAN apa yang dimaksud KHUSYU.
Sedangkan pengertian KHUSYU dalam shalat ialah: Kondisi hati
yang penuh dengan ketakutan, mawas diri dan tunduk pasrah dihadapan keagungan
Allah. Kemudian semua itu membekas dalam gerak-gerik anggota badan yang penuh
hikmat dan konsentrasi dalam shalat, bila perlu menangis dan memelas pada Allah
sehingga tidak memperdulikan hal lain.
KHUSYU ialah berawal hati, jika hati kita ditata rapih,
insya Allah mudah mencapai KHUSYU, namun jika hati kita sudah tergesa-gesa dan
memikirkan hal lain dalam shalat, maka pikiran pun dapat melayang. Tundalah
semua makhluk & dunia jika akan shalat dan menghadap Allah.
Setelah MERASAKAN bagaimana rasanya kita bangkit dari kubur
di hari akhir menuju padang makhsyar, masihkah kita menggunakan ALLAH sebagai
bahan ejekan, bercanda, bergurau, olok-olok? Sepantasnyalah hati kita bergetar mendengar
lafadz ALLAH disebutkan jika mengingat kematian / dibangkitkan nanti
QS.8 Anfaal:2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah
mereka yang bila disebut nama Allah, GEMETARLAH HATI MEREKA , dan apabila
dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka, dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.
Berapa kali kita lafadzkan “ALLAH ” dalam shalat kita? Dalam
1 rakaat saja sudah 6 X takbir, adakah GEMETAR dalam hati kita?
QS.39 Az-Zumar:23. Allah telah menurunkan Perkataan yang
paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa lagi berulang-ulang, GEMETAR KARENANYA
KULIT ORANG-ORANG YANG TAKUT KEPADA TUHANNYA , kemudian menjadi tenang kulit
dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab
itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan
Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun.
Sering kita lihat sekitar kita, beberapa oknum yang menyebut
Allah, Malaikat, Kitab, Rasul, orang-orang shalih, haji & kyai sebagai
bahan ejekan, bercanda, bergurau, olok-olok dan sejenisnya. Maka hal ini dapat
mengeraskan hati mereka, SUKAR MENCAPAI SHALAT KHUSYU, bahkan, pelakunya
disebut dengan gelar KAFIR dan diancam dengan JAHANAM S E L A M A N Y A
QS.18 Kahfi:106. Demikianlah balasan mereka itu neraka
Jahannam , disebabkan kekafiran mereka & disebabkan mereka menjadikan
ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok
QS.45 Jaatsiyah: 9. Dan apabila dia mengetahui barang
sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok .
Merekalah yang memperoleh azab yang menghinakan
QS.9 Taubah:65... tentulah mereka akan manjawab,
"Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja ."
Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu
berolok-olok?"
AYAT DIATAS SUNGGUH TEPAT SEKALI UNTUK GOLONGAN ORANG-ORANG
YANG MENGATAKAN
“GITU AJA KOK REPOT, SAYA KAN CUMA BERCANDA !!!”
QS.7 A'raaf:51. orang-orang yang menjadikan agama mereka
sebagai main-main dan senda gurau , dan kehidupan dunia telah menipu
mereka." Maka pada hari ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka
melupakan pertemuan mereka dengan hari ini, dan mereka selalu mengingkari
ayat-ayat Kami
QS.45 Jaatsiyah: 35. Yang demikian itu, karena sesungguhnya
kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh
kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan
tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat
QS.31 Luqman: 6. Dan di antara manusia ada orang yang
mempergunakan perkataan yang tidak berguna untuk menyesatkan dari jalan Allah
tanpa pengetahuan dan menjadikan jalan Allah itu olok-olokan . Mereka itu akan
memperoleh azab yang menghinakan
.
QS.6 An'aam:70. Dan tinggalkanlah orang-orang yang
menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau , dan mereka telah
ditipu oleh kehidupan dunia. Peringatkanlah dengan Al-Quran itu agar
masing-masing diri tidak dijerumuskan ke dalam neraka , karena perbuatannya
sendiri. tidak akan ada baginya pelindung dan tidak pula pemberi syafa'at
selain daripada Allah. dan jika ia menebus dengan segala macam tebusanpun,
niscaya tidak akan diterima itu daripadanya. mereka Itulah orang-orang yang
dijerumuskan ke dalam neraka. bagi mereka (disediakan) minuman dari air yang
sedang mendidih dan azab yang pedih disebabkan kekafiran mereka dahulu
Semua ini tentu diawali dengan hati, jika hati kita sering
memperolok Allah, Malaikat, Kitab, Nabi, Rasul, Orang-orang shalih, haji, kyai,
santri dan lainnya, maka hati kita akan keras dan hilang rasa takut karena
telah memperolok-olok seperti yang diterangkan diatas.
Tatalah hati sebelum shalat, Tanamkanlah bahwa apa susahnya
tenang dan tidak tergesa-gesa dalam shalat, meluangkan sedikit waktu untuk
shalat dengan tenang, khusyu diantara banyak waktu untuk dunia lainnya. Shalat
ialah panggilan illahi, shalat ialah penenang hati, perjumpaan Allah dengan
hamba, wujud rasa syukur hamba pada Allah yang telah banyak mengaruniakan
nikmat yang tidak terhingga, serta lainnya.
Khusyu’ ialah ketundukan, kelembutan dan ketenangan hati.
Dan apabila hati merasakan kekhusyu’an tersebut maka anggota badanpun
mengikutinya. Sebab anggota badan ini mengikuti perintah hati .
Dari Nu’man bin Basyir ra bahwa Nabi saw bersabda:
Ketahuilah sesungguhnya di dalam badan ini terdapat segumpal daging yang
apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak maka rusaklah
seluruh bagaian jasad, ketahuilah bahwa itulah hati”. (Shahih Bukhari: 1/234
nno: 52 dan shahih Muslim: 3/1220 no: 1599).
Oleh karena itulah Nabi Muhammad SAW berkata di dalam shalat
beliau: Pendengaran, pengelihatan, otak, tulang dan uratku khusyu’ kepadaku ”.
(Bagian dari hadits di dalam shahih Muslim: 1/53 no: 771).
Dan sebelum pendengaran, mata, otak, tulang & urat tunduk,
maka lebih dulu ialah hati kita yang perlu dibenahi.
Dalam Sebuah Hadits, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya karunia pertama yang dicabut Allah dari para
hamba-NYA ialah kekhusyu’an dalam shalat .” HR.Bukhari, HR.Thabrani, An-Nasa’I Dan
lainnya.
Hal ini dapat kita latih dengan menghayati dzikir tanpa
hitungan, artinya berdzikir sampai hati kita merasa GEMETAR saat menyebut lirih
lafadz ALLAH, dan juga melatih sampai hati kita GEMETAR mendengar lafadz ALLAH
yang kita lafadzkan sendiri.
Memang Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan berdzikir dan
juga beristighfar dengan hitungan, namun salah satu kesalahan kita ialah
terlalu memfokuskan diri pada hitungan, malah ada yang cenderung berdzikir
dengan sangat cepat sekali seakan sekedar mencapai hitungan 33 kali sedang
makna dzikir itu tidak membuat hati kita GEMETAR , dan kurang berbekas di hati.
Beberapa diantara banyaknya ayat Qur’an yang menyuruh kita
berdzikir sebanyak-banyaknya dalam setiap keadaan ialah:
QS.33 Al-Ahzab: 41. Hai orang-orang yang beriman,
berzdikirlah pada Allah, zikir yang sebanyak-banyaknya .
QS.4 An-Nisaa’:103. Maka apabila kamu telah menyelesaikan
shalat, ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring
. kemudian apabila kamu telah merasa aman, Maka dirikanlah shalat itu.
Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang
yang beriman.
Qur’an menjelaskan KHUSYU dengan menggunakan situasi
BAGAIMANA KITA DIBANGKITKAN DARI LIANG KUBUR KELAK DI AKHIRAT NANTI , dan Hadits
pun memerintah agar kita SHALAT SEPERTI ORANG YANG AKAN TERPUTUS DARI NYAWA ,
DUNIA, SEGALA NIKMAT DAN LAINNYA. Untuk lebih meresapkan dan menggetarkan hati,
kami sarankan saudara saudari membaca FREE Ebook Gratis kami yg berjudul:
MENG-INGAT AKHERAT
Dan ebook tersebut dapat di download gratis disini:
http://hotfile.com/dl/121720956/7653c21/_MENG-INGAT_AKHERAT_-_www.islamterbuktibenar.net.pdf.html
Apabila seseorang yang menjalankan shalat memasuki mesjid
maka mulailah bisikan-bisikan, pikiran-pikiran dan kesibukan dengna perkara
dunia merasuki akal fikrannya dan dia tidak menyadari dirinya dalam beribadah
kecuali setelah imam selesai dengan shalatnya.
Maka pada saat itulah dia merugi dengan shalatnya yang tidak
dikerjakan secara khusyu’ dan tidak pula merasakan manisnya beribadah, dia
hanya gerakan-gerakan yang komat-kamit mulut sama seperti jasad yang hampa dari
ruh.
Shalat tanpa kekhusyu’an dan kehadiran hati dapat
diibaratkan dengan jasad yang mati tanpa ruh, apakah seorang hamba tidak malu
jika dia menghadiahkan kepada orang lain sosok tubuh bangkai hewan atau seekor
sapi yang telah mati? Tak dapat digunakan membajak sawah / diambil
dagingnya/kulitnya?
Tentu pemberian ini akan memberikan nilai penghargaan dari
siapapun yang ditujunya. Seperti inilah shalat yang hampa dari rasa khusyu’,
dan pikiran melayang kemana-mana.
Sesungguhnya dua orang lelaki berada dalam suatu shalat
namun keduanya berada dalam perbedaan yang sangat jauh sama seperti jauhnya
langit dan bumi”. (HR. Muslim)
Dari Ammar bin Yasir ra bahwa Nabi saw bersabda: Bahwa
sungguh seseorang selesai menunaikan shalatnya namun dia tidak mendapat pahala
shalatnya itu kecuali sepersepuluhnya, atau sepersembilannya, atau
seperdelapannya, / sepertujuhnya, atau seperenamnya, seperlimanya,
seperempatnya, sepertiganya, setengahnya”. ( Sunan Abi Dawud: 1/211 no: 796)
Kekhusyu’an dalam shalat akan terjadi pada orang yang
mengkhususkan hatinya untuk shalat tersebut, hatinya tertuju kepadanya bukan
kepada yang lain dia lebih mengutamakannya atas urusan yang lain, pada saat
seperti itulah shalat menajdi penyejuk mata. Dari Anas ra bahwa Nabi saw
bersabda bahwa ketentraman ada pada shalat”. ( Sunan Al-Nasa’i: 7/61 no: 3939)
Bahkan jika Nabi saw ditimpa kesusahan oleh suatu perkara
maka beliau mendirikan shalat dan beliau saw bersabda: Bangkitlah wahai Bilal
dan tenangkanlah kita dengan shalat”. ( Sunan Abu Dawud: 4/297 no: 4986)
Juga, Allah menerangkan dalam Firman-NYA:
QS.2 Baqarah:153. Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah
sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang
yang sabar.
Sebagai seorang yang mengaku muslim, tidak lengkap rasanya
jika kita lalui dengan shalat yang kurang khusyu.
Artikel ini sebetulnya telah diposting 3x di group pertama
"Islam Terbukti Benar" saat sebelum diblokir oleh kufar Facebook
Yahudi, yaitu pada saat anggota group masih 30.000an di bulan February 2010,
dan saat anggota berjumlah sekitar 1 jutaan, serta awal Ramadhan 1431 H
tepatnya 22 Agustus 2010.
Ada banyak orang menjelaskan berbagai cara untuk mencapai
shalat khusyuk, tapi saran kami, tak perlu banyak tips untuk mencapai shalat
yang lebih khusyu. Tak perlu berlembar-lembar atau habiskan uang dan waktu
untuk membeli buku shalat khusyu & mempelajarinya. Khusyu itu mudah, cukup
coba 4 Tips dari kami. Mari kita tanya pada Qur'an, bagaimana melakukan shalat
yang lebih khusyu, semoga bermanfaat.
QS. 47 Muhammad:24 Maka apakah mereka tidak memperhatikan Al
Qur'an ataukah hati mereka terkunci?
Secara bahasa, KHUSYU memiliki beberapa persamaan kata yang
lain yaitu: Tunduk, Pasrah, Merendah, Tenang, Menghayati, Meresapi, Menyelami
dan sebagainya.
Sedang Arti KHUSYU itu sendiri mirip dengan kata KHUDHU,
hanya saja jika kata KHUDHU itu lebih sering digunakan untuk anggota badan,
tapi kata KHUSYU ini ialah untuk kondisi dan gerak-gerik hati.
Dalam sebuah ayat Qur’an, Allah berfirman:
45. Jadikanlah sabar & shalat sebagai penolongmu. dan
Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang
khusyu',
46. (yaitu) orang-orang yang MEYAKINI, BAHWA MEREKA AKAN
MENEMUI TUHANNYA, dan bahwa MEREKA AKAN KEMBALI PADA-NYA .
Kata arab yadlunnuuna yang kami beri warna merah pada ayat diatas
berarti MEYAKINI “PADA SAAT INI”, dan ini berarti Jadi jelas sekali bahwa
keyakinan bahwa kita sedang menghadap Allah, tak lama lagi kita akan dicabut
nyawa setiap saat.
Hal ini akan membantu banyak dalam mencapai KHUSYU. Cepat
atau lambat, tamu terakhir kita MALAIKAT MAUT akan datang dengan segera, tanpa
diundang, tanpa pemberitahuan. INGATLAH SELALU, MUNGKIN INI SHALAT TERAKHIR
BAGI KITA!!! & MALAM-MALAM SELANJUTNYA MUNGKIN AKAN KITA LALUI DI LIANG
KUBUR YANG GELAP & SEMPIT, SUNYI, SEPI, SENDIRI.
Pernahkah saudara dapati pohon kamboja di tanam di
perumahan-perumahan elite? Namun di tempat lain pohon kamboja malah tumbuh di
kuburan?
Pentingnya sebuah keyakinan, jika kita berkeyakinan pohon
kamboja itu ada hantunya, maka lewat didekatnya di siang bolong pun akan terasa
merinding. Namun jika berkeyakinan jika jika bunga kamboja itu indah, maka tak
jarang kita lihat seorang gadis menyelipkan bunga kamboja di telinga atau pada
rangkaian bunga, atau terkadang mengambil bunga kamboja untuk di apungkan di
atas kolam.
Dengan meyakini bahwa kita akan segera meninggal, dipanggil
dan menghadap Allah maka kita tidak akan terasa sombong, sebaliknya kita akan
mendatangi shalat dengan rasa rendah diri.
Sebagai contoh: Saat ditimpa musibah, kita justru malah bisa
merasakan khusyuknya shalat, tanpa teori dan segala macam usaha, serasa Allah
menghampiri dan bahkan terasa dekat sekali, bahkan tak jarang kita terharu
& menangis, kenapa bisa?
Karena kita datang pada Allah dengan mengharap, rendah diri,
pasrah, perlu, memohon & menghiba pertolongan. Ingatlah sebuah hadits yang
mengatakan:
Katakan pada hamba-hambaKU, jika mereka menghampiri sehasta,
AKU menghampiri dua hasta, jika mereka mendekat dengan berjalan, maka AKU
mendekat dengan berlari.
Namun sebaliknya jika kita merasa kaya, merasa cakep, merasa
tenar, merasa tinggi jabatan, membusungkan dada, maka terasa susah sekali untuk
khusyu, malah yang ada didalam shalat kita hanyalah keangkuhan kita, aktivitas
kita, harta kita, dan lainnya. Dari itu, mari kita perbaiki sikap kita saat
akan shalat, yakinilah bahwa sebentar lagi, suka atau tidak suka, kita akan
mati cepat. Datangi shalat kita dengan rendah diri, tunduk & menghiba:
QS.6 Al-An’aam: 42. Dan Sesungguhnya Kami telah mengutus
kepada umat-umat yang sebelum kamu, kemudian Kami siksa mereka dengan
kesengsaraan dan kemelaratan , supaya mereka memohon dengan tunduk merendahkan
diri .
Dan menurut saudara saudari sekalian, musibah apa yang
paling dahsyat bagi kita ? Tentu saja sakarat maut , saat TAMU TERAKHIR menjemput,
maka lenyaplah segala kelezatan, hilang semua nikmat melihat, nikmat makan,
nikmat mendengar, nikmat harta, nikmat cinta dengan pasangan, SEGALA NIKMAT.
QS.39 Az-Zumar: 8. Dan apabila manusia itu ditimpa
kemudharatan, Dia memohon kepada Tuhannya dengan kembali kepada-Nya ; kemudian
apabila Tuhan memberikan nikmat-Nya kepadanya lupalah Dia akan kemudharatan
yang pernah Dia berdoa untuk sebelum itu, dan Dia mengada-adakan sekutu-sekutu
bagi Allah untuk menyesatkan dari jalan-Nya..
Masalah kehidupan yang sedang dihadapi boleh dibawa ke dalam
shalat dengan shalat sunnah 2 rakaat, kita mengadu pada Allah atas masalah yang
kita hadapi agar diberi jalan keluar yang terbaik. Silahkan baca Al-Fatihah,
insya Allah semua cobaan berupa KEBAIKAN dan cobaan berupa KESUSAHAN pun bisa
dibawa masuk ke dalam surat Al-Fatihah.
Tidaklah seorang muslim yang di datangi oleh shalat yang
wajib, kemudian dia baik dalam berwudhu’, menghadirkan kekhusyu’an dan ruku’
maka dia akan menjadi penghapus bagi dosa-dosa yang telah dikerjakan
sebelumnya, selama dia tidak pernah berbuat dosa-dosa besar dan hal itu terjadi
selama sepanjang masa”. ( Shahih Muslim: 1/206 no: 228)
Dan Nabi saw ialah orang yang paling banyak khusyu’nya di
dalam shalat. Abdullah bin Al-Syikkhir berkata: Aku melihat Nabi saw mendirikan
shalat dan di dalam dada beliau terdengar isak tangis seperti suara gesekan
penggiling tepung karena menangis ”. Sunan Abu Dawud: 1/238 no: 716
Dan Abu Bakr ialah seorang lelaki yang banyak menangis
dikala shalat sehingga dia tidak bisa memperdengarkan suara bacaannya pada saat
sholat mengimami orang. Dan Umar ra, pada saat dia mengimami orang dalam
shalatnya dan membaca surat Yusuf maka isak tangisnya terdengar sampai pada
akhir saf dan dia membaca: Qs. Yusuf:84. Shahih Bukhari: 1/236
Isham Yusuf bertanya:”Hai Hatim, apa yang dimaksud dengan
menyempurnakan shalat?”.
Jawabnya: “Menjelang (sebelum) waktu tiba, sudah siap dengan
wudlu sempurna, lalu berdiri tegak di tempat shalat sepenuh jiwa raganya,
hingga terbayang seakan-akan Ka’bah didepan mata, dan makam (liang lahat) tepat
didada, e mengetahui segala isi hati, kaki seakan berada diatas sirath, surga
disisi kanan dan Neraka dikirinya, Malaikat Malaikat tepat berada di tengkuk
belakangnya, dan punya perasaan bahwa “Shalat ini shalat yang terakhir
dilakukan olehnya. ”
Kemudian takbir dengan khusyu’, dan hening penuh dengan
tafakkur (berfikir), saat membaca Al-Fatihah dan surat, lalu ruku dengan penuh
tawadlu, dan sujud dengan tunduk merendah serta memohon, terus duduk dengan
sesempurnanya, baca tahiyat (tasyahud) dengan penuh harapan dan takut, akhirnya
salam menurut sunnatur rasul.
Semuanya diserahkan secara ikhlas kepada e , lalu berdiri
(sesudah selesai shalat) dengan penuh rasa takut jika tidak diterima shalatnya,
dan pula penuh harap diterimanya oleh e . Dan semua dipelihara dengan penuh
rasa sabar.”
Tanya Isham:”sejak berapa lama anda lakukan shalat seperti
yang diceritakan tadi?”. Jawabnya:”Sejak 30 tahun.” Akhirnya ia menangis dan
berkata:”Aku sama sekali belum pernah melaksanakan shalat yang seperti anda
jelaskan .”
Bagaimana kita dapat Shalat Khusyu sementara kita terlalu
TAKABUR/ terlalu SOMBONG & yakin jika kita masih hidup beberapa waktu
setelah shalat? Bertakbir ALLAAHU AKBAR namun yang dibesarkan ialah ego diri?
Naudzubillah, mari kita sama belajar khusyu, perlahan dan menghayati setiap
bacaan
Tak jarang bibir kita bertakbir: “Allaahu Akbar”, Namun
kenyataannya dalam hati kita bukan Allah Yang Maha Besar, tapi selalu mengingat
kebanggaan kita, selalu diri kita yang hadir di lamunan dalam shalat. Kita
membaca Fatihah, tapi tidak hayati apa artinya dan tahu-tahu Fatihah sudah
selesai dibaca tanpa meresap ke dalam hati. Akhirnya, bukan Allah yang
diagungkan, tapi diri kita sendiri, atau makhluk lainnya yang diagungkan.
QS.39 Az-Zumar: 67. Dan mereka tidak mengagungkan Allah
dengan pengagungan yang semestinya Padahal bumi seluruhnya dalam genggaman-Nya
pada hari kiamat dan langit digulung dengan tangan kanan-Nya. Maha suci Tuhan
dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.
2. WAJIB TAHU ARTI TIAP BACAAN JIKA INGIN KHUSYUK
Qs.4 An-Nisaa':43. Hai orang-orang yang beriman, JANGANLAH
kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, SEHINGGA KAMU MENGERTI APA YANG KAMU
UCAPKAN ...
Jelas sekali ayat ini menekankan pada arti bacaan shalat,
kita dapat melatihnya secara berlahan. Jangan sampai puluhan tahun kita hidup
di dunia, hafal beratus-ratus lagu Eropa & Lagu Amerika lengkap dengan nada
panjang pendek, intonasi serta artinya dan juga riwayat pembuatan lagu &
riwayat hidup Artis penyanyinya tapi bacaan shalat saja tidak hafal.
MABUK dalam ayat ini boleh diartikan sebagai mabuk khamr,
tapi juga mabuk dunia, mabuk harta, mabuk tahta, mabuk cinta pun termasuk pulak
dalam hal yang mengganggu shalat sehingga kita lupa/silap/tak sadar bacaan
shalat apa yang telah kita baca, bahkan selalu-nya kita lupa rakaat ke berapa.
Lebih baik membaca surat pendek yang kita tahu arti bacaan
setiap kata-kata daripada membaca surat panjang yang kita tak tahu apa artinya.
Ingat, untuk mencapai SHALAT KHUSYU dalam Ayat diatas IALAH FAHAM APA YANG KITA
UCAPKAN. Garis besarnya, dalam ayat ini terdapat 2 hal:
a. Jangan melamun, jangan mabuk, jangan mabuk harta, jangan
mabuk cinta, jangan mabuk tahta, jangan mabuk dunia yang membuat kita tidak
sadar & tidak tahu apa yang kita ucapkan.
b. Arti bacaan shalat yang harus kita fahami untuk mencapai
SHALAT KHUSYU. Faham arti bacaan shalat itu PENTING SANGAT HINGGA KITA TIDAK
HANYA DITUNTUT HAFAL BACAAN SHALAT TAPI JUGA FAHAM ARTINYA AGAR LEBIH KHUSYUK
& MENGHAYATI SHALAT
Jadi,,, maaf,,, untuk akhi, ukhti, kakak, adik yang masih
belum faham arti bacaan iftitah, alfatihah, surah/ayat, ruku, i'tidal, sujud,
duduk antara 2 sujud, tahiyat awal & akhir, maka WAJIB tahu & hafal
maknanya. Lebih bagus jika kata demi kata.
Bagaimana mungkin kita dapat shalat Khusyu jika kita hanya
seperti membaca “mantra” yang tak fasih artinya?
Dalam sebuah Hadits, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
Apabila seorang diantaramu sedang shalat, maka sesungguhnya
dirinya sedang berbicara kepada Allah,,,, HR. Bukhari 531, HR.Muslim, An-Nasai
Dan tentu saja, komunikasi ini kurang afdhol jika kita tidak
memahami arti dari bacaan shalat yang kita baca. Dari itu saudara saudari, begitu
pentingnya mengetahui arti dari bacaan shalat yang kita laksanakan setiap hari.
Dengan mengetahui arti dan bacaan shalat, maka membantu jiwa
agar seakan meninggalkan kesibukan dunia dan terhanyut dalam komunikasi dengan
Allah, sejuk, damai di hati dan di jiwa:
“Apabila engkau melakukan shalat, maka shalatlah kamu,
dengan shalatnya orang yang akan meninggalkan alam fana (Alam Nyata),,,”
HR.Ibnu Majah 4171, HR.Ahmad 5/412
Alangkah meruginya kita jika sekian puluh tahun hidup di
dunia, hafal ratusan rumus, ratusan lagu lengkap dengan panjang pendeknya, naik
turun nadanya, termasuk kisah keseharian penyanyi & pengarangnya , ratusan
syair, ratusan hafalan lainnya, tapi ARTI dari bacaan shalat saja tidak hafal?
Bukankah Shalat itu wajib? Bukankah shalat itu amal yang
pertama kali dihisab? Bukankah shalat itu wujud rasa syukur kita? Bukankah
shalat itu komunikasi dengan Sang PENCIPTA? Mana mungkin berkomunikasi jika
kita tidak tahu arti?
Untuk arti bacaan shalat ini, dapat saudara cari di
toko-toko buku terdekat, atau untuk memudahkan saudara, insya Allah akan kami
buatkan ebook khusus tersendiri agar saudara saudari lebih mudah, GRATIS,,,
Cuma-Cuma,,, tanpa bayar,,, tanpa iklan,,, Doakan kami agar tetap Istiqomah,
bertambah ilmu & hikmah, sehat & mampu manfaatkan waktu
3. UCAPKAN DENGAN SUARA SEDANG/DI ANTARA KERAS & PELAN
(((INI PENTING SEKALI)))
JIKA SAUDARA SEMUA MERASA PIKIRAN MELAYANG KEMANA-MANA SAAT
SHALAT??? INILAH PENANGKALNYA
Qs. 17 Al-Israa':110 dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam
shalatmu & jangan pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara
kedua itu".
Bila kita pelankan suara atau cuma di dalam hati saja, maka
terkadang fikiran kita akan melayang tak tentu arah, tapi jika kita baca dengan
suara lirih yang didengar oleh diri sendiri, maka ini akan lebih membantu
konsentrasi pada bacaan shalat, arti & MENSUCIKAN JIWA. Karena ibadah itu
semua ditujukan untuk MENSUCIKAN JIWA.
Shalat ialah Syariat, Hakikatnya ialah MENSUCIKAN JIWA,
Ma'rifatnya ialah BERSYUKUR PADA PENCIPTA YANG TELAH MEMBERIKAN BANYAK
KENIKMATAN YANG TAK TERHINGGA.
Dan kita akan bertambah khusyu, jika saat mengucapkannya
dengan suara lirih ditambah memahami bahwa kita sedang bercakap-cakap dan
menghadap Allah Sang Pencipta, seperti yang telah diterangkan dalam Hadits
sebelumnya.
Shalat yang kita laksanakan, janganlah diisi dengan lamunan
dunia, harta, tahta, cinta, dan makhluk lainnya, namun harus keseluruhan shalat
tersebut hanya bagi Allah, mulai dari niat sampai salam. Dalam sebuah ayat
Qur’an:
QS.6 A’raf:162.Katakanlah: Sesungguhnya shalatku, ibadatku,
hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.
4. THUMA’NINAH
Meski Nampak sepele, tapi justru Thuma’ninah inilah termasuk
penentu sah tidaknya sebuah shalat karena ia termasuk salah satu dari RUKUN
SHALAT. Salah satu rukun shalat batal, maka tidak sah lah shalatnya.
Thuma’ninah ini lah yang sering dilupakan oleh banyak orang.
Dalam kitab Fiqh As-Sunah, Thuma’ninah ialah diam beberapa saat setelah
tenangnya anggota-anggota badan , para ulama memberi batasan minimal yaitu
sekedar waktu yang diperlukan untuk membaca tasbih.
Rasulullah Muhammad ﷺ memasuki sebuah
masjid, lalu seorang laki-laki masuk, lalu shalat, kemudian dia datang, lalu
mengucapkan salam kepada Rasulullah Muhammad ﷺ, maka Rasulullah
Muhammad ﷺ
membalas salamnya seraya berkata:
"Kembalilah, lalu shalatlah, karena kamu belum
shalat!"
Lalu laki-laki tersebut kembali, lalu shalat sebagaimana
sebelumnya dia shalat, kemudian mendatangi Rasulullah Muhammad ﷺ
seraya mengucapkan salam kepada beliau. Maka Rasulullah Muhammad ﷺ
menjawab: 'Semoga keselamatan terlimpahkan kepadamu'
Kemudian beliau bersabda lagi:
"Kembalilah dan shalatlah lagi, karena kamu belum
shalat!"
Hingga dia melakukan hal tersebut tiga kali. Lalu laki-laki
tersebut berkata, 'Demi Dzat yang mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak dapat
melakukan yang lebih baik selain daripada ini, ajarkanlah kepadaku.'
Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda:
"Apabila kamu mendirikan shalat, maka bertakbirlah,
kemudian bacalah sesuatu yang mudah dari al-Qur'an, kemudian ruku'lah hingga
BERTUMA'NINAH dalam keadaan ruku'. Kemudian angkatlah (kepalamu dari ruku')
hingga lurus berdiri, kemudian sujudlah hingga BERTUMA'NINAH dalam keadaan
sujud, kemudian angkatlah hingga BERTUMA'NINAH dalam duduk, kemudian lakukan
hal tersebut dalam shalatmu semuanya'." HR.Muslim
Jelas sekali bahwa shalat seperti itu dinyatakan BELUM
SHALAT dan shalatnya TIDAK SAH, serta diwajibkan mengulang oleh Rasulullah
Muhammad ﷺ.
Seringkali kami melihat saudara saudari kita shalat seperti
kilat khusus, terburu-buru seakan ada yang sangat darurat sekali, beberapa kali
kami jelaskan pada sekitar kami jika shalat seperti itu TIDAK SAH dan wajib
mengulang, tentu berdasar hadits diatas.
Mari kita sama saling mengingati sesama insan pada kebaikan
dan kesabaran. Diantara kejahatan PENCURIAN TERBESAR ialah PENCURIAN DALAM
SHALAT, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Sejahat-jahat pencuri ialah orang yang mencuri dari
shalatnya.” Mereka bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana ia mencuri
shalatnya?” Beliau menjawab: “Ia Tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya.” HR.
Ahmad, 5/310 dan Shahih Al-Jami’ No.997
Meninggalkan Thuma’ninah, Tidak meluruskan dan mendiamkan
punggung sesaat ketika rukuk dan sujud, atau tidak tegak ketika bangkit dari
rukuk, atau ketika duduk diantara dua sujud, semua merupakan kebiasaan sebagian
besar kaum Muslimin. Bahkan, hampir bisa dikatakan, di semua masjid pasti ada
saja orang yang tidak Thuma’ninah, malah dapat dibilang sebagian besar.
QS.An-Nisaa’:103. ,,, lalu jika kamu telah merasa aman, Maka
dirikanlah shalat itu. Sesungguhnya shalat itu ialah fardhu yang ditentukan
waktunya atas orang-orang yg beriman
Jadi sebelum shalat, tenangkanlah dahulu hati, memasrahkan
hati, menyiapkan hati untuk melaksanakan shalat. Jangan shalat dahulu jika hati
masih kacau, masih teringat hal lainnya. Jika hati tidak tertata, maka shalat
cenderung tidak khusyu, tergesa-gesa dan tidak mencapai ketentraman hati yang
kita cari.
Sebagai gambaran, seseorang yang melewati daerah yang indah,
hamparan kebun teh yang hijau, udara sejuk, sedikit kabut menyelimuti, danau
yang tenang, gemericik sungai yang jernih, dengan ikan menari-nari, bunga-bunga
disekitar sungai kecil dan pinggir jalan, kupu-kupu berterbangan, burung-burung
berkicau riang dan berlompatan, dan lain sebagainya, TENTU TIDAK AKAN DAPAT
DINIKMATI OLEH ORANG YANG MELALUI JALAN ITU YANG MENGENDARAI KENDARAAN DENGAN
MENGEBUT, KECEPATAN PENUH & PANDANGANNYA HANYA KEDEPAN AGAR CEPAT SAMPAI
TUJUAN & CEPAT SELESAI SHALAT.
Lain halnya dengan orang yang berjalan perlahan, tenang,
menikmati semua keindahan, pemandangan, suasana yang menyejukkan jiwa. Seperti
itulah kurang lebih gambaran jika kita dapat menghayati setiap arti bacaan
shalat, gerakan shalat, meresapi, merasuk ke dalam hati dan jiwa, hanyut
bersama shalat, memasrahkan seluruh hati, jiwa, pikiran, fokus perhatian hanya
pada Allah.
Contoh Thuma’ninah : Sujud pertama, bacaan dibaca perlahan,
dihayati, dipahami, setelah bacaan selesai, lalu rasakan tenangnya anggota
badan, tidak terburu-buru, setelah tenang baru diam sebentar minimal selama
waktu yang diperlukan untuk membaca “SUBHANALLAH”.
Baru dilanjutkan dengan duduk diantara 2 sujud, Bacaan
dibaca perlahan, tahu arti tiap katanya, setelah bacaan selesai, lalu rasakan
tenangnya anggota badan, setelah tenang baru diam sebentar selama minimal
sebanyak waktu yang diperlukan untuk membaca “SUBHANALLAH.” Dan seterusnya
disetiap akhir gerakan sebelum berpindah gerakan
Ingatlah bahwa salah satu tujuan shalat ialah mencari
ketenangan jiwa & batin dalam menjalani hidup yang penuh cobaan baik berupa
kegembiraan maupun musibah. Dan ketenangan batin & jiwa itu tidak akan
tercapai jika kita shalat tergesa-gesa.
QS.13 Ar-Ra’d: 28. orang-orang yang beriman dan hati mereka
menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram.
Tentu saja, mengingat Allah berupa dzikir, doa dan
sebagainya, namun mengingat Allah, berdzikir dan berdoa yang paling sempurna
ialah mendirikan shalat.
QS.23 Az-Zumar:23. Allah telah menurunkan Perkataan yang
paling baik Al Quran yang serupa lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit
orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati
mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia
menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan Barangsiapa yang disesatkan Allah,
niscaya tak ada baginya seorang pemimpinpun.
Thuma’ninah ini termasuk 1 dari 13 rukun shalat. Ingatlah
bahwa dalam berbagai hadits shahih baik Muslim, Bukhari, Ahmad, dan lainnya,
sering sekali menceritakan bahwa:
Diriwayatkan dari Mahmud bin Rabi: Suatu ketika Rasulullah
SAW berada di dalam Masjid Nabawi, Madinah. Selepas menunaikan shalat, beliau
menghadap para sahabat untuk bersilaturahmi dan memberikan tausiyah. Tiba-tiba,
masuklah seorang pria ke dalam masjid, lalu melaksanakan shalat dengan cepat .
Setelah selesai, ia segera menghadap Rasulullah SAW dan mengucapkan salam.
Rasul berkata pada pria itu, "Sahabatku, engkau tadi belum shalat,
ulangilah shalatmu !"
Betapa kagetnya orang itu mendengar perkataan Rasulullah
SAW. Ia pun kembali ke tempat shalat dan mengulangi shalatnya. Seperti
sebelumnya ia melaksanakan shalat dengan cepat . Rasulullah SAW tersenyum
melihat shalat seperti itu. Setelah melaksanakan shalat untuk kedua kalinya, ia
kembali mendatangi Rasulullah SAW. Begitu dekat, beliau berkata pada pria itu,
"Sahabatku, ulangilah lagi shalatmu! Engkau tadi belum shalat ."
Lagi-lagi orang itu merasa kaget. Ia merasa telah
melaksanakan shalat sesuai aturan. Meski demikian, dengan senang hati ia
menuruti perintah Rasulullah SAW. Melaksanakan shalat dengan cepat. Namun
kembali Rasulullah SAW menyuruh orang itu mengulangi shalatnya kembali.
Dan, ia pun berkata, "Wahai Rasulullah, demi Allah yang
telah mengutusmu dengan kebenaran, aku tidak bisa melaksanakan shalat dengan
lebih baik lagi. Karena itu, ajarilah aku!"
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Jika engkau berdiri
untuk melaksanakan shalat, maka bertakbirlah, kemudian bacalah Al-Fatihah dan
surat dalam Alquran yang engkau pandang paling mudah. Lalu, rukuklah dengan
tenang (thuma'ninah), lalu bangunlah hingga engkau berdiri tegak tenang .
Selepas itu, sujudlah dengan tenang , kemudian bangunlah hingga engkau duduk
dengan tenang . Lakukanlah seperti itu pada setiap shalatmu." HR.Bukhari,
HR.Muslim
Dalam Hadits lain, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“TIDAK SAH SHALAT SESEORANG , sehingga ia meluruskan
punggungnya ketika rukuk dan sujud.” HR. Abu Dawud 1/533, Shahih Al-Jami’
No.7224.
Janganlah kita kira bahwa shalat itu mendapat 1 pahala
shalat baik, dan juga jika berjamaah maka akan mendapat pahala 27 kali lipat
shalat sendiri karena belum tentu kita khusyu & Thuma’ninah seperti dalam
Hadits dibawah ini, Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Sesungguhnya seorang hamba yang mengerjakan shalat yang
diwajibkan kepadanya, ada yang hanya mendapat ganjaran sepersepuluhnya , ada
yang hanya mendapat ganjaran sepersembilannya , seperdelapannya, sepertujuhnya,
seperenamnya, seperlimanya, seperempatnya, sepertiganya , juga ada yang
mendapat ganjaran setengahnya .” HR. Ibnul Mubarak, HR.Bukhari, HR.Muslim
Sekarang mari kita telaah, kira-kira apa yang mengurangi
pahala shalat? Jawabnya ialah:
Kita tidak KHUSYU, pikiran kemana-mana karena tidak membaca
bacaan shalat dengan suara sedang
Tidak Thuma’ninah penuh
Tidak tahu arti dari semua bacaan shalat
Tahu arti bacaan shalat tapi tidak menghayati
Waktu shalat tidak terjaga, melambatkan shalat
Wudhu tidak sempurna
Sunnah-sunnah shalat tidak diamalkan
Dan sebetulnya masih ada sebab-sebab lain yang dapat
mengurangi pahala, namun kami sebutkan beberapa yang utama saja, terutama 5
point pertama yang kita bahas dalam 4 TIPS shalat khusyu ini.
Bayangkan, jika kita 30 tahun terakhir menjalankan shalat 5
waktu, dan ternyata hanya mendapat sepersepuluh pahala, maka berarti shalat
kita yang dihitung hanya 3 tahun saja. Bagaimana jika kita shalat
bolong-bolong? Baru 5 tahun terakhir?
Dalam Hal ini dikarenakan orang tersebut tidak tenang &
tidak Thuma’ninah dalam shalatnya, tergesa-gesa, tidak menghayati, tidak
memberikan sepenuh jiwa, hati & raga untuk menghadap Sang Khaliq. Ini pun
menandakan bahwa shalat yang tidak Thuma’ninah itu TIDAK SAH! Dan Rasulullah
Muhammad SAW memerintahkan agar mengulangi shalatnya hingga sampai
berkali-kali.
“Dan Rukuklah sehingga kamu Thuma’ninah dalam Rukuk itu,
lalu tegaklah berdiri sampai kamu Thuma’ninah dalam berdiri .” HR.Bukhari 757,
793, 6251, HR.Muslim 397, Abu Dawud 956
Thuma’ninah ini tidak dapat dicapai jika kita masih dalam
keadaan malas, terlalu capek atau mengantuk. Dalam sebuah Hadits, Rasulullah
Muhammad SAW bersabda:
“Jika salah seorang diantara kamu mengantuk, sedang ia
tengah melakukan shalat, hendaknya ia tidur terlebih dahulu sehingga hilang
rasa mengantuknya. Karena kalau ia shalat terus, jangan-jangan ia beristighfar
dan malah mencaci dirinya sendiri.”
HR. Bukhari 212, HR.Muslim 786, HR.Abu Dawud 1310,
HR.Tirmidzi 388, Nasa’I 11215-11216, HR.Ibnu Majah 1370, HR.Ahmad VI/6, 202,
259, HR.Ad-Darimi 1373, Imam Malik 31/118
Didalam Hadits lain, dikisahkan Rasulullah Muhammad SAW
memasuki masjid, tiba-tiba beliau melihat ada tali yang direntangkan antara dua
tiang masjid tersebut.
Beliau lantas bertanya: “Untuk apa tali ini?” Para sahabat
menjawab: “Itu milik Zainab, jika ia sedang lemas waktu shalat, tali itu
dijadikan tempat berpegangan.”
Maka beliau bersabda: “Lepaskanlah tali itu, setiap kamu
hendaknya shalat dengan bersemangat. Kalau dia memang terasa sangat capek,
hendaklah istirahat dulu.” HR.Bukhari 1150, HR.Muslim 784 dan lainnya.
Jelas Hadits diatas menganjurkan agar orang yang shalat
dengan konsentrasi penuh, pikiran terpusat dan semangat. Jika pun merasa
mengantuk sekali, maka hendaknya istirahat atau melakukan sesuatu yang dapat
menghilangkan rasa kantuknya.
Perhatikan, hadits diatas menganjurkan bahwa wanita pun agar
mendirikan shalat berjamaah di masjid, dan ini dipertegas oleh Qur’anul Kariim
dalam sebuah ayat, Allah berfirman:
QS.3 Ali Imran: 43. Hai Maryam, taatlah kepada Tuhanmu,
sujud dan ruku'lah bersama orang-orang yang ruku'
Jelas sekali bahwa kaum hawa pun diperintah agar shalat
berjamaah, diperkuat dengan Hadits diatas, dan juga banyak Hadits lain yang
jelas mendukung. Bahkan hingga masa kepemimpinan Khalifah Umar pun para istri
tetap melaksanakan shalat berjamaah dalam masjid.
Namun untuk hukum shalat berjamaah bagi kaum hawa ini insya
Allah akan kami bahas lain waktu insya Allah dalam e-book berbeda, doakan kami.
Satu poin lagi yang perlu kita perhatikan, bahwa untuk mencapai shalat KHUSYU
itu harus dengan semangat, namun tetap tenang tidak tergesa-gesa dan BUKAN
dilakukan dengan lemah gemulai dan tidak bertenaga.
Untuk mencapai Thuma’ninah, hendaklah seorang muslim
mempersiapkan dirinya untuk shalat, jangan sampai dia shalat dalam keadaan
menahan sakit perut / menahan buang air kecil / shalat di hadapan makanan yang
terhidang. Nabi saw bersabda: Tidak boleh shalat di hadapan makanan dan tidak
pula boleh shalat saat dia menahan dua hal yang buruk (menahan buang air kecil
& buang air besar)”. Shahih Muslim: 1/393 no: 560
Diriwayatkan dalam HR.Bukhari & HR.Muslim 558,
bahwasanya Ibnu Umar pernah dihidangi makanan, saat itu adzan berkumandang,
namun beliau terus saja makan samapi selesai. Padahal beliau sudah mendengar
suara bacaan imam.
Situasi sekitar juga sedikit banyak mempengaruhi
Thuma’ninah:
“Apabila matahari terik / panas sekali, tundalah waktu
shalat hingga cuaca agak reda,,, ” HR. Bukhari, Muslim
Dalam Hadits lain, sesuatu yang merusak konsentrasi pun
hendaknya dihindarkan. Dari Anas Bin Malik RA diceritakan, bahwa Aisyah RA
memiliki kain korden berhias yang menutupi sebagian tembok rumahnya. Maka
Rasulullah Muhammad SAW bersabda: “Singkirkan korden itu, sesungguhnya
gambar-gambarnya itu terus terbayang dalam diriku saat shalat.”
HR.Bukhari 374, HR. Ahmad III/151
Juga dalam Hadits riwayat lain, Rasulullah Muhammad SAW
memendekkan bacaan saat ada anak menangis.
Dan hendaklah pula dia menghilangkan segala sesuatu yang
bisa menyebabkan dirinya lalai dari shalatnya seperti hiasan-hiasan, gambar
gambar dan yang sepertinya. Dari Aisayh ra berkata: Rasulullah saw shalat
mengenakan pakian jenis khomishah yang memiliki garis-garis lalu saat shalat
beliau melirik kepada garis-garis yang ada padanya maka Nabi saw bersabda:
Kembalikanlah kain khomisah ini kepada Abi Jahm bin
Hudzaifah dan berikanlah kepadaku kain jenis anbijani sesungguhnya dia tadi
telah melalaikanku dalam sholatku” . ( Shahih Bukhari: 1/141 no: 373 dan shahih
Muslim: 1/391 no: 556)
Tidak diragukan lagi, ini suatu kemungkaran. Pelakunya harus
dicegah dan diperingatkan akan ancamannya. Abu Abdillaah A-Asy’ari berkata:
“Rasulullah Muhammad SAW shalat bersama sahabatnya, kemudian setelah selesai
beliau duduk bersama sekelompok dari mereka. Tiba-tiba seorang laki-laki masuk
dan berdiri menunaikan shalat. Orang itu rukuk lalu sujud dengan cara mematuk,
maka Rasulullah Muhammad SAW bersabda:
“Apakah kalian menyaksikan orang ini? BARANG SIAPA MENINGGAL
DENGAN KEADAAN (SHALATNYA) SEPERTI INI MAKA DIA MENINGGAL DILUAR AGAMA MUHAMMAD
. Ia mematuk dalam shalatnya sebagaimana burung gagak mematuk darah.
Sesungguhnya perumpamaan orang yang shalat dan mematuk dalam sujudnya ialah
bagaikan orang lapar yang tidak makan kecuali sebutir atau dua butir kurma,
bagaimana ia bisa merasa cukup (kenyang) dengannya ?”
HR. Ibnu Khuzaimah 1/332, Shifah Shalah An-Nabi oleh Albani
Mari perhatikan, bahwa salah satu tujuan shalat ialah
mencari ketenangan dan kepuasan batin. Dan jiwa kita tidak akan pernah tenang
dan puas jika shalat kita selalu buru-buru, tergesa-gesa.
Setan sangat pintar & licik, Setan membiarkan kita
merasa beragama Islam, namun ternyata jika shalat kita tergesa-gesa, maka
ternyata kita meninggal diluar agama Islam, berdasar hadits diatas dan hadits
berikut dibawah ini.
Zaid bin Wahb berkata: “Hudzaifah pernah melihat seorang
laki-laki tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya. Ia lalu berkata: “Kamu belum
shalat, seandainya engkau mati (dengan membawa shalat seperti ini), NISCAYA engkau
mati diluar fitrah yg sesuai dengan fitrah tersebut Allah menciptakan
Muhammad SAW .” HR. Bukhari, Fath Al-Bari 2/274.
Shalat akan terasa nikmat, mudah, dan malah kita ingin
shalat lagi jika kita bisa Khusyu, tidak tergesa-gesa, tenang dalam setiap
sebelum pergantian gerakan, Thuma’ninah sehingga bacaan meresap ke hati &
jiwa, perasaan tenang, sejuk terasa dalam batin, hati & jiwa. Sebaliknya,
orang yang tidak khusyu, tergesa-gesa dan tidak Thumaninah, maka akan merasa
berat dengan shalat, hal ini tentu akan sulit mencapai ketenangan jiwa
QS.2 Baqarah:45. Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu. dan Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu' ,
Rasulullah Muhammad SAW selalu mencari ketentraman hati dengan
shalat berjama’ah, Jika beliau dilanda kesusahan oleh suatu perkara, maka
beliau meminta Bilal agar menyerukan adzan untuk shalat berjama’ah:
“Bangkitlah wahai Bilal dan tenangkanlah kita dengan
shalat.” HR. Abu Dawud 4/297 No.4986
Bagaimana dengan shalat kita selama ini??? Masihkah kita
shalat dengan pikiran tertuju pada Harta, tahta, cinta & dunia??? Atau
Shalat kilat express??? Saat imam belum sempurna sujud kita sudah bergerak
menyamai imam?
Ingatlah bahwa Rasulullah Muhammad SAW mengajarkan agar kita
tidak bergerak sebelum imam betul-betul melakukan gerakan selanjutnya secara
penuh . Sering kita perhatikan saat Imam baru setengah gerakan menuju sujud,
kita sudah mengikutinya, ini sama sekali tidak benar.
Orang yang meninggalkan Thuma’ninah ketika mengerjakan
shalatnya, sedang ia mengetahui hukumnya, MAKA WAJIB BAGINYA MENGULANGI
SHALATNYA SAAT ITU DENGAN SEKETIKA DAN BERTAUBAT ATAS SHALAT-SHALATNYA YANG DIA
LAKUKAN TANPA THUMA’NINAH PADA MASA-MASA LALU . Namun ia tidak wajib mengulangi
shalat-shalatnya di masa lalu, berdasarkan Hadits:
“KEMBALILAH, DAN SHALATLAH, SESUNGGUHNYA ENGKAU BELUM SHALAT
. ” HR. Bukhari, Muslim
Termasuk tidak khusyu dalam shalat ialah jika kita banyak
melakukan gerakan sia-sia dalam shalat. Sebagian umat Islam hampir tidak
terelakan dari bencana ini, yakni melakukan gerakan yang tidak ada gunanya
dalam shalat. Mereka tidak melupakan perintah Allah yang tersebut dalam
firmanNYA:
Qs.Baqarah:238.Peliharalah SEMUA SHALAT , & shalat
wusthaa. Berdirilah untuk Allah (dalam shalatmu) dengan khusyu' .
Juga tidak memperhatikan firman Allah:
1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,
2. Orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya,
QS.23 Al-Mukminuun: 1-2
Dinding Masjid Zaman Rasulullah Muhammad SAW masih terdiri
dari tanah liat kering saja, sedangkan Lantai Masjid di zaman Rasulullah
Muhammad SAW masih hanya berupa tanah saja.
Suatu saat, Rasulullah Muhammad SAW ditanya tentang hukum
meratakan tanah ketika sujud. Beliau menjawab:
“Jangan engkau mengusap ketika engkau dalam keadaan shalat.
Jika terpaksa harus melakukannya, maka cukup sekali meratakan kerikil.” HR. Abu
Dawud, 11/581. HR. Muslim
Para Ulama menyebutkan, banyak gerakan secara berturut-turut
tanpa dibutuhkan dapat membatalkan shalat. Apalagi orang yang melakukan
pekerjaan yang tidak ada gunanya dalam shalat. Berdiri di hadapan Allah sambil
melihat jam tangan, membetulkan pakaian yang tidak membuka aurat, memasukkan
jari ke dalam hidung, melempar lirikan ke kanan kiri atau ke atas langit. Ia
tidak takut kalau-kalau Allah mencabut penglihatannya atau setan melalaikannya
dari ibadah shalat.
Diantara tabiat manusia yang tergesa-gesa dan tidak
Thuma’ninah dalam shalat ialah mendahului imam dalam shalat.
,,, dan ialah manusia bersifat tergesa-gesa. Qs.Isra’:11
Dalam sebuah Hadits yang diriwayatkan dalam As-Sunan
Al-Kubra, 10/104, dan juga dalam As-Silsilah Ash-Shahihah, Hadits No. 1795,
menuliskan bahwa:
“Pelan-pelan ialah dari Allah, dan tergesa-gesa ialah dari
Setan.”
Dalam Shalat jamaah, sering kita menyaksikan di kanan
kirinya banyak sekali orang yang mendahului imam dalam semua gerakan. Mungkin
belum tahu ilmunya, atau tidak disadari itu pun terjadi pada banyak diantara
kita.
Perbuatan yang sekarang dianggap remeh oleh umat Muslim di
zaman ini, justru oleh Rasulullah Muhammad SAW malah diperingatkan dan diancam
keras dalam sabda beliau:
“Tidakkah takut orang yang mengangkat kepalanya sebelum
imam, bahwa Allah akan merubah kepalanya menjadi kepala keledai?” HR. Muslim,
1/320-321
Jika orang yang hendak melakukan shalat dituntut untuk
mendatanginya dengan tenang, maka dalam shalat pun diharuskan dalam keadaan
tenang pula dan tidak tergesa-gesa.
Namun melambatkan gerakan setelah imam pun dilarang, yang
tepat menurut para fuqaha’ telah menyebutkan kaidah yang baik dalam hal ini
ialah MAKMUM TIDAK BERGERAK SEBELUM IMAM SELESAI BERPINDAH GERAKAN SHALAT,
NAMUN HENDAKNYA MAKMUM SEGERA BERGERAK BEGITU IMAM SELESAI MENGUCAPKAN TAKBIR
& SELESAI BERPINDAH GERAKAN & BENAR-BENAR PADA POSISI GERAKAN SHALAT
SELANJUTNYA .
Ketika imam selesai melafadzkan huruf RO’ dari kalimat
Takbir ALLAAHU AKBAR, maka saat itulah makmum harus segera mengikuti gerakan
imam, tidak mendahului dari batasan tersebut atau mengakhirkannya. Maka
batasannya menjadi jelas.
Dahulu para sahabat sangat berhati-hati sekali untuk tidak
mendahului Rasulullah Muhammad SAW, salah seorang sahabat bernama Al-Bara’ bin
Azib berkata:
“Sungguh mereka (para sahabat) shalat dibelakan Rasulullah
Muhammad SAW, maka jika beliau mengangkat kepalanya dari rukuk (dan para sahabat
juga mengangkat kepala mereka), saya tidak melihat seorang sahabat pun yang
memulai gerakan untuk membungkukkan punggungnya sehingga Rasulullah Muhammad
SAW meletakkan keningnya di atas lantai, baru orang-orang yang berada di
belakangnya memulai bergerak untuk bersimpuh sujud.” HR. Muslim No. 474
Ketika Rasulullah Muhammad SAW mulai uzur dan geraknya
tampak pelan, beliau mengingatkan orang-orang yang shalat dibelakangnya:
“Wahai sekalian manusia, sungguh aku telah lanjut usia, maka
janganlah kalian mendahuluiku dalam rukuk dan sujud.” HR. Baihaqi, 2/93 dan
Hadits ini dihasankan dalam Irwa’ Al-Ghalil
Dalam shalatnya, imam hendaknya melakukan sunnah dalam
takbir, yakni sebagaimana disebutkan dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah RA:
“Jika Rasulullah Muhammad SAW berdiri untuk shalat, beliau
bertakbir ketika berdiri, kemudian bertakbir ketika rukuk, kemudian bertakbir
ketika turun (hendak sujud), kemudian takbir ketika mengangkat kepalanya,
kemudian bertakbir ketika sujud, kemudian bertakbir ketika mengangkat
kepalanya, demikian beliau lakukan dalam semua shalatnya sampai selesai dan
bertakbir ketika bangkit dari dua (rakaat) setelah duduk (tasyahud pertama).”
HR. Bukhari No 756
Jika imam menjadikan takbirnya bersamaan dan beriringan
dengan gerakannya, sedang makmum memperhatikan dengan memperhatikan ketentuan
dan cara mengikuti imam, sebagaimana disebutkan di muka, maka jamaah dalam
shalat tersebut menjadi sempurna.
Dan kita pun tidak akan mencapai Thuma’ninah jika kita masih
melirik ke kanan kiri atau atas. Dalam sebuah Hadits:
Dari Abu Dzar RA, bahwa sesungguhnya Rasulullah Muhammad SAW
bersabda: “Allah senantiasa menghadap kepada hamba-NYA saat hamba mengerjakan
shalat selama dia tidak menoleh. Maka apabila dia menolehkan wajahnya (tidak
khusyu), maka Allah pun berpaling darinya.” HR. Ahmad 5/172
Sekian kiranya 4 TIPS yang kami perhatikan, kami admin
www.islamterbukti benar.net memohon maaf jika ada kesalahan baik yang disengaja
maupun tidak.
Setiap kebaikan, termasuk memegang erat shalat, akan
dibalas:
QS.7 Al-A’raaf:170. Dan orang-orang yang berpegang teguh
dengan Al kitab serta mendirikan shalat, (akan diberi pahala) karena
Sesungguhnya Kami tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang Mengadakan
perbaikan.
Selain 4 tips itu, disarankan pula agar:
# Berdoa sebelum shalat, mohon lindungan ALLAH dari godaan
syaithon
# Membunuh Egois & Sombong dalam diri
# Tiada daya & upaya melainkan milik Allah semata
Qs.6 Al-An'aam:42 ... supaya mereka memohon dengan tunduk
merendahkan diri.
Hilangkan rasa sombong pada diri, jangan berfikir selain
shalat, hilangkan apa yang telah dan akan kita lakukan. Bunuhlah semua yang
berhubungan dengan aktivity di dunia, fokus hanya pada ALLAH & arti bacaan
shalat. Menyadari dosa yang telah lalu
Dan lebih afdhol jika Dzuhur, Ashar & Isya' berdzikir
pendek. Lalu Shalat Fajar & Maghrib berdzikir panjang.
Apa tanda seseorang menikmati shalat?
Rasulullah Muhammad SAW pernah ditanya: “Ya Rasul, shalat
bagaimana yang paling utama?” Beliau menjawab: “Yang panjang kekhusyukannya.”
HR. Muslim 756, Tirmidzi 387, DLL
Seperti yang telah kita ketahui, Rasulullah Muhammad SAW
ialah orang yang paling bersyukur atas karunia Allah, saat Rasulullah Muhammad
SAW telah dijamin kesalahannya diampuni, beliau bukan lantas kendur beribadah,
malah shalat hingga kakinya bengkak. Dalam suatu Hadits diceritakan, seorang
sahabat melihat Rasulullah Muhammad SAW melaksanakan shalat di masjid
sendirian, kemudian sahabat berdiri ikut shalat menjadi makmum.
Rasulullah kemudian membaca surat Al-Baqarah sampai selesai,
sahabat mengira Rasulullah Muhammad SAW akan melanjutkan dengan rukuk, tapi
ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkannya dengan membaca Surat Ali Imran
hingga selesai.
Sahabat ini mengira Rasulullah Muhammad SAW akan melanjutkannya
dengan rukuk, tapi ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkannya dengan
membaca surat An-Nisaa’ hingga akhir ayat.
Kemudian sahabat mengira Rasulullah Muhammad SAW akan
melanjutkannya dengan rukuk, tapi ternyata Rasulullah Muhammad SAW melanjutkan
bacaannya dengan surat Al-Mai’dah.
Sahabat ini tidak tahan lagi, membatalkan shalat dan berlalu
sedang Rasulullah Muhammad SAW masih dalam keadaan shalat Rakaat pertama.
Perhatikan betapa Rasulullah Muhammad SAW menikmati &
hanyut dalam bacaan yang begitu panjang. Dan jika kita ingin demikian, tentu
hal pertama yang harus kita lakukan ialah paham arti bacaan yang kita baca,
atau minimal tajwid dan suara yang merdu didengar.
Kami pernah beberapa menjadi makmum dibelakang imam yang
berasal dari Saudi, dan bacaannya terasa enak didengar, sejuk dihati & jiwa
meski suratnya agak panjang, dan justru serasa kurang dan ingin lagi,
Subhanallah.
Hal lain yang kita ambil dari Hadits diatas ialah
diperbolehkan membaca banyak surat dalam 1 rakaat. Jika Rasululllah Membaca
dengan 5 surat panjang-panjang di awal Qur’an, maka ada baiknya kita meniru
beliau membaca 5 surat tapi dari bagian belakang, surat yang pendek-pendek,
syukur jika bisa bervariasi.
Hal ini tentu saja saat kita shalat sunnah sendirian, karena
dalam shalat jamaah dianjurkan memendekkan bacaan karena dalam shalat berjamaah
terdapat orang tua, anak-anak, wanita hamil dan orang sakit yang kurang kuat
berdiri lama-lama.
Apa tanda shalat diterima?
,,, Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji
& mungkar,,, Qs. 29 Al-'Ankabuut: 45
QS.70 Al-Ma’aarij:19. Sesungguhnya manusia diciptakan
bersifat keluh kesah lagi kikir.
20. Apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah,
21. Dan apabila ia mendapat kebaikan ia Amat kikir,
Dari ayat diatas, salah satu tanda shalat yang baik ialah
membuat manusia tidak mengeluh dan berkesah saat diberi cobaan beruba musibah,
dan tidak kikir saat diberi cobaan berupa rezeki atau kebaikan lainnya.
Jika kita sudah paham arti bacaan shalat, dibaca dengan
Thuma’ninah, meyakini bahwa kita dapat mati setiap saat & segala perbuatan
akan dibalas, meresap di hati, MENSUCIKAN JIWA KITA... maka insya Allah Shalat
kita dapat mencegah kita dari perbuatan keji & mungkar… Amiin...
0 komentar:
Posting Komentar
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.